Insiden yang melibatkan diplomat Nigeria dan petugas imigrasi di Indonesia, memicu keresahan hubungan kedua negara.
Video insiden yang terjadi pada hari Sabtu, 15 Agustus 2021, telah beredar dalam beberapa hari terakhir, menunjukkan AI, seorang petugas konsuler Nigeria yang berbasis di Jakarta, dianiaya oleh petugas imigrasi.
Pada satu titik dalam video, seorang petugas terlihat menjepit kepala AI ke kursi mobil, dengan diplomat berulang kali berteriak “Saya tidak bisa bernapas” dan berseru bahwa lehernya kesakitan.
Menurut Kantor Wilayah Hukum dan Hak Asasi Manusia Jakarta yang membawahi hal-hal terkait keimigrasian, petugas sedang melakukan patroli terhadap kemungkinan orang asing yang melanggar izin tinggal mereka di Kuningan, Jakarta Selatan. Mereka menemukan AI, yang, pada saat itu, tidak menunjukkan tanda pengenal apa pun atau mengidentifikasi dirinya sebagai petugas diplomatik.
Sebaliknya, AI menantang petugas untuk menahannya.
“Yang harus saya garis bawahi adalah AI menolak menunjukkan identitasnya, sehingga petugas tidak mengetahui status diplomatiknya,” kata Kepala Kantor Wilayah Hukum dan Hak Asasi Manusia Jakarta Ibnu Chuldun hari ini.
Dalam perjalanan ke imigrasi, Ibnu mengatakan AI bertindak agresif, sehingga salah satu petugas mengalami memar dan bibir sobek. Saat itulah insiden dalam video diputar ketika petugas berusaha mengendalikan situasi.
Itu di kantor imigrasi ketika AI akhirnya diidentifikasi sebagai diplomat. Ibnu mengatakan bahwa Duta Besar Nigeria untuk Indonesia, Usman Ogah, datang ke kantor malam itu dan mengawasi penyelesaian damai dari apa yang dianggap sebagai kesalahpahaman.
Tapi Nigeria tampaknya tidak ditenangkan oleh penjelasan pejabat Indonesia, menyebut insiden itu “tindakan kejahatan internasional yang mengerikan oleh negara Indonesia” sambil menuntut hukuman bagi pejabat imigrasi yang terlibat.
Kementerian Luar Negeri Nigeria telah memanggil Duta Besar Usman Ogah untuk memberikan laporan lengkap kepada pemerintah, karena banyak orang di negara itu mengatakan insiden itu melambangkan penghinaan yang dimiliki negara lain terhadap Nigeria.