Keributan antara anggota TNI dengan warga terjadi saat pelaksanaan pemeriksaan swab antigen di Desa Sidatapa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng pada Senin (23/8). Keributan yang terjadi antara prajurit TNI AD dengan warga Sidatapa, Buleleng, Bali berakhir damai setelah menjalani proses mediasi.
Proses mediasi untuk menyelesaikan keributan dilakukan pada Selasa (24/8) di Polres Buleleng dan dimediasi oleh Kapolres Buleleng AKBP Andrian Pramudianto. “Kesepakatan perdamaian yang telah dilakukan nantinya akan ditindaklanjuti dengan surat perdamaian yang masih dikonsep,” kata Andrian dalam keterangannya, Rabu (25/8).
Mediasi tersebut turut dihadiri sejumlah pihak. Antara lain, Kasrem 163/Wira Satya Kolonel Inf. Ida Bagus Ketut Surya Wedana, Dandim 1609/Buleleng Letkol Infantri Windra Lisrianto, Kepala Desa Sidatapa Ketut Budiasa hingga Kelian Adat Desa Sidetapa Jro Pasma yang mewakili masyarakat Desa Sidetapa dan juga mewakili para pihak yang berseteru.
Andrian menuturkan keputusan damai itu terjadi setelah ada kesepakatan dari kedua belah pihak yang terlibat. Disampaikan Andrian, jika sepakat dengan isi surat perdamaian, maka kedua belah pihak akan menandatanganinya. “Bila kedua belah pihak sepakat dengan isi perdamaian nantinya akan ditandatangani dalam waktu secepatnya,” ujarnya.
Keributan antara Prajurit TNI AD dengan warga bermula saat dua pemuda melintas di lokasi tanpa menggunakan masker dan berusaha dihentikan oleh anggota. Namun, kedua pemuda itu justru menabrak seorang anggota Kodim 1609/Buleleng.
Singkat cerita, kedua orang itu kembali datang dan bertanya bertanya dengan nada menantang serta suara kencang kepada anggota. Kedua orang itu kemudian dibawa oleh anggota untuk bertemu dengan Dandim 1609/Buleleng dan dilaksanakan swab antigen.
Mendadak, datang keluarga dari pemuda itu berjumlah sekitar lima orang dan menarik keduanya untuk tidak dilaksanakan swab antigen. Dandim 1609/Buleleng yang ada di lokasi lantas memerintahkan kepada anggota untuk menahan kedua pelaku agar dilaksanakan swab antigen.
Tetapi, yang bersangkutan justru dipukul di bagian belakangnya oleh oknum warga bernama Kadek D yang masih berstatus sebagai mahasiswa dengan menggunakan tangannya.
“Melihat kondisi demikian Pratu Gagas Ribut Suprianto berusaha mengamankan pelaku namun karena adanya perlawanan dari pelaku maka secara spontan terjadi saling pukul antara anggota dengan oknum masyarakat,” tutur Kapenrem 163/Wira Satya Mayor Arm Ida Bagus Putu Diana dalam keterangannya. (sumber-CNNI)