Taliban mengepung Panjshir, mereka juga dituduh membatasi masuknya makanan dan mengeksekusi warga sipil di wilayah kantong perlawanan terakhir di Afghanistan tersebut.
Dilansir dari Washington Post, pasukan Taliban membunuh setidaknya delapan warga sipil yang bukan pendukung kelompok perlawanan atau pun pendukung Taliban.
Kelompok yang berkuasa di Afghanistan itu mengumumkan pekan lalu bahwa Panjshir—benteng terakhir gerakan perlawanan Front Perlawanan Nasional Afghanistan (NRFA) yang anti-Taliban—berada di bawah kendali mereka.
Laporan eksekusi terhadap warga sipil dan membatasi akses makanan di wilayah itu, Taliban belum berkomentar.
Sedangkan pemimpin NRFA, Ahmad Massoud, bersikeras pertarungan berlanjut dan menyerukan pemberontakan nasional.
Seruan Massoud disambut dengan protes di seluruh negeri untuk mendukung gerakannya.
Tetapi Taliban melarang protes tersebut, dan PBB mengatakan kelompok itu melakukan kekerasan dalam upayanya untuk membubarkan para demonstran.
Juru bicara hak asasi PBB, Ravina Shamdasani, mengatakan Taliban menanggapi dengan peluru tajam, pentungan dan cambuk dan menyebabkan kematian sedikitnya empat pengunjuk rasa.