Polri menyatakan empat teroris yang ditangkap Densus 88 Antiteror belakangan ini memiliki peranan penting di jaringan Jamaah Islamiyah. Misalnya, terduga teroris S dan MEK yang merupakan Pembina Perisai.
“Satu tersangka lainnya yaitu S alias MT dan MEK aktif di Pembina Perisai,” ucap Kabag Bantuan Operasi Densus 88 Kombes Aswin Siregar kepada wartawan, Sabtu, 11 September.
Untuk terduga teroris S alias MT merupakan anggota Perisai pada 2018. Perisai adalah sayap organisasi Jamaah Islamiyah dalam bidang advokasi.
“(S alias MT) Anggota fundraising Perisai pada tahun 2018, dan Pembina Perisai Nusantara Esa tahun 2020,” kata Aswin.
Sedangkan, terduga teroris MEK memiliki peran yang jauh lebih besar. Dia sempat menjabat sebagai ketua pengurus dan pembina.
“MEK pernah menjadi Ketua Pengurus Perisai Nusantara Esa Tahun 2017 dan Ketua Pembina Perisai tahun 2020,” ungkap Aswin.
Pada kesempatan sebelumnya, Aswin juga sempat menyatakan terduga teroris berinisial SH tak hanya berperan sebagai penasehat atau Dewan Syuro di jaringan Jamaah Islamiyah. Sebab, dia juga merupakan anggota pembina Perisai pada 2017. Kemudian, SH juga sempat mengikuti pelatihan militer. Tapi, tak dirinci kapan keterlibatannya dalam pelatihan tersebut.
“Pernah mengikuti latihan militer di Moro, Filipina Selatan,” ungkap Aswin.
Kemudian yang terakhir berinisial AR. Dia pernah ditangkap pada tahun 2004 karena menyembunyikan AG alias M tersangka bom natal tahun 2000.