Sebanyak 11 nelayan yang kedapatan menangkap ikan menggunakan ratusan bom ikan, diamankan Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Dit Polairud) Polda Sulawesi Barat (Sulbar).
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sulbar Komisaris Besar Polisi Syamsu Ridwan kepada wartawan, di Mamuju, Selasa (14/9), mengatakan sebanyak 11 nelayan tertangkap tangan saat melakukan aktivitas penangkapan ikan menggunakan bom ikan.
“Penangkapan 11 nelayan itu berlangsung di perairan Pulau Sabakatang, Kecamatan Bala-balakang, Kabupaten Mamuju, pada Sabtu (11/9),” katanya.
Dari penangkapan itu, lanjutnya, polisi menyita 136 botol bom ikan seberat 100 kilogram yang siap digunakan, 96 detonator atau sumbu, 38 pelepah kelapa, lima aki kapal, enam jaring ikan, satu unit alat selam atau kompresor, dua unit GPS tangan, dan satu unit kapal.
Sebanyak 11 nelayan yang ditangkap, kata dia, yakni MA (39), AS (41), SB (25), RM (27), ES (27), RK (20), FJ (19), HA (22), AW (20), SF (51), dan JS (50).
“Mereka ditangkap bersama barang bukti dan kapal yang digunakan menangkap ikan menggunakan bom. Ke-11 nelayan itu ada yang beralamat di Pulau Sabakatang Kecamatan Bala-balakan, beralamat di Kota Balikpapan Kalimantan Timur serta berasal dari Kabupaten Majene dan Mamuju,” terang dia.
Selain menangkap 11 nelayan dan menyita barang bukti ratusan bom ikan, katanya, personel Ditpolairud Polda Sulbar mengamankan 1,4 ton ikan hasil tangkapan menggunakan bahan peledak.
Para nelayan, tambahnya, telah ditetapkan sebagai tersangka dengan dijerat Pasal 84 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 dengan ancaman hukuman paling lama enam tahun penjara.
“Dari hasil pemeriksaan terhadap 11 nelayan, mereka mengaku telah melakukan aktivitas penangkapan ikan menggunakan bom ikan sejak dua tahun terakhir,” ujarnya.
Sementara itu, Pelaksana Harian Direktur Polairud Polda Sulbar Ajun Komisaris Besar Polisi Mulyadi Amin mengatakan penangkapan 11 nelayan yang menggunakan ratusan bom ikan itu berlangsung di wilayah perairan Pulau Sabakatang Kecamatan Bala-balakang atau sekitar 160 mil dari Mamuju.
Polisi, katanya, masih terus mengembangkan penangkapan 11 nelayan tersebut untuk memburu pemilik kapal dan asal bahan peledak, yakni amonium nitrat yang digunakan para nelayan saat menangkap ikan.
“Identitas pemilik kapal sudah kami kantongi tinggal melakukan penangkapan. Kasus ini masih terus kami dalami termasuk asal amonium nitrat yang digunakan sebagai bahan pembuat bom ikan tersebut,” tegas Mulyadi. (sumber-Merdeka.com)