Empat remaja diduga merencanakan serangan kekerasan di sekolah menengah Pennsylvania mereka yang terinspirasi oleh pembantaian Columbine.
Dua siswa sedang diadili sebagai orang dewasa dan dua sebagai remaja oleh Jaksa Wilayah Kabupaten Lackawanna.
Keempatnya didakwa berkonspirasi untuk melakukan serangan massal di Sekolah Menengah Dunmore pada 20 April 2024, peringatan 25 tahun penembakan Columbine 1999 yang menewaskan 15 orang dan melukai 24 lainnya.
Kedua remaja yang diadili sebagai orang dewasa diidentifikasi sebagai Alyssa Kucharski dan Zavier Lewis, keduanya berusia 15 tahun.
Ibu Kucharski mengatakan bahwa putrinya terobsesi dengan Columbine dan menyimpan bom Molotov, komponen untuk bom, tulisan tentang cara membuat bom, dan daftar senjata, amunisi, dan perlengkapan taktis tulisan tangan di rumahnya.
Ibu dari salah satu remaja lainnya menemukan teks di ponsel anaknya, termasuk obrolan grup tentang rencana untuk menembak sekolah.
Kepala sekolah mereka, Timothy Hopkins, menjadi sasaran dalam serangan yang direncanakan.
Kucharski dan Lewis diangkut ke Pusat Peradilan Remaja Kabupaten Northampton setelah didakwa pada 16 September.
Kucharski didakwa memiliki senjata pemusnah massal, ancaman teroris, penyerangan berat dan konspirasi kriminal, sementara Lewis didakwa memiliki senjata pemusnah massal, kepemilikan bahan peledak, konspirasi kriminal, ancaman teroris, konspirasi kriminal, dan penyerangan berat.
“Sementara penyelidikan sedang berlangsung, saya ingin meyakinkan orang tua, siswa, dan staf di Dunmore High School bahwa kami tidak percaya ada ancaman aktif saat ini,” kata Jaksa Wilayah Mark Powell dalam sebuah pernyataan,
“Kami lega bahwa plot ini terungkap sebelum ada yang terluka dan mendesak siapa pun yang memiliki informasi tentang potensi ancaman kekerasan di sekolah untuk segera menghubungi polisi.”
“Distrik Sekolah Dunmore telah diberitahu bahwa penyelidikan bersama sedang dilakukan oleh Polisi Dunmore dan Kantor Kejaksaan Distrik Kabupaten Lackawanna atas tuduhan ancaman terhadap Distrik Sekolah dan karyawannya,” bunyi pernyataan yang dikeluarkan sekolah.