Dua petani tebu meninggal dunia setelah ditebas dengan parang, dua petani tersebut didatangi beberpaa orang dilahan perkebunan tebu di perbatasan Majalengka-Indramayu, Jawa Barat.
Akibat kejadian itu Polres Indramayu mengamankan 10 orang yang diduga sebagai provokator terkait bentrok rebutan lahan tebu di perbatasan Majalengka-Indramayu, Jawa Barat tersebut.
“Yang kita amankan ada 10 orang mereka merupakan pentolan dari gerombolan FKAMIS,” kata Kapolres Indramayu AKBP M Lukman Syarif di Indramayu, Senin (10/4) seperti dikutip dari Antara.
Lukman mengatakan 10 orang yang ditangkap salah satunya merupakan ketua dari FKAMIS, karena mereka diduga kuat menjadi provokator dalam bentrokan berdarah yang mengakibatkan dua petani penggarap meninggal dunia.
Lokasi bentrok rebutan lahan tebu di perbatasan Majalengka itu tepatnya di Desa Kerticala, Kecamatan Tukdana, Indramayu. Dua warga Majalengka yang tewas bernama Suhenda dan Yayan.
Lukman mengatakan sengketa lahan tebu terutama di sekitar Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu, sudah terjadi sejak lama. FKAMIS (Forum Komunikasi Indramayu Selatan), diduga sering menghasut para petani.
Selain itu mereka juga dinilai sering mengintimidasi para petani penggarap yang bermitra dengan Perusahaan Gula (PG) Jatitujuh.
“Mereka mengintimidasi para petani yang bermitra dengan PG Jatitujuh. Karena mereka ini ingin menguasai lahan,” Kata Lukman.
Lukman menambahkan selain mengamankan 10 orang yang merupakan pentolan FKAMIS, Polres Indramayu juga mengamankan para petani penggarap untuk dimintai keterangan. Sementara untuk dua korban meninggal dunia itu karena luka akibat beberapa sabetan senjata tajam. “Untuk situasi saat ini kondusif, kita tegakan tindak pidana yang dilakukan oleh gerombolan preman itu,” kata Lukman.
Kronologi Bentrok Berdarah Rebutan Lahan Tebu
Camat Jatitujuh, Majalengka, Ikin Asikin menceritakan dua warganya tewas diserang dan dibacok sekelompok orang ketika tengah menggarap lahan tebu.
“Kronologinya karena kemitraan menggarap lahan tebu HGU milik PG Jatitujuh yang masih bersengketa. Kemudian sekelompok forum masyarakat menyerang. Terjadilah bentrok antara petani kemitraan dengan kelompok itu,” ujarnya, Senin. “Kedua korban dibawa ke RS Bhayangkara Indramayu untuk di autopsi,” ucap Ikin.
Salah seorang saksi mata, Yaya Sumarya, mengungkapkan saat kejadian bentrok terjadi mulanya kedua korban dan para pekerja tengah membajak lahan tebu. Tiba-tiba mereka diserang oleh sekelompok orang.
“Di lokasi, kami pukul 9.30 WIB melakukan pembajakan lahan. Pada pukul 10.30 itu kemudian tiba-tiba ada penyerangan. Akibatnya ada korban dua orang,” kata Yaya di Puskemas Jatitujuh Majalengka.
“Saat itu seperti perang. Kami lagi garap lahan, kemudian diserang. Semua pekerja berlarian dan korban ini jatuh ke parit langsung di bacok oleh mereka,” ujar dia menambahkan.
Melihat korban yang terluka parah, Yaya dan pekerja lainnya berusaha membantu korban. Namun nyawa Suhenda dan Yayan tak tertolong saat tiba di Puskesmas Jatitujuh akibat bentrok rebutan lahan tebu itu. (sumber-cnnindonesia.com)