Imam Mulyana (31) narapidana terorisme, mengaku menyimpan 35 kilogram bahan peledak di Gunung Ciremai, Jawa Barat. Ia ditangkap pada 2017 sebelum Presiden Joko Widodo berkegiatan di Cirebon, Jawa Barat.
Imam memberi tahu tempat penyimpanan itu setelah menjalani masa deradikalisasi dan pembinaan di Lapas Gunung Sindur. Imam kini telah berikrar setia kepada Pancasila dan mengakui kedaulatan NKRI.
“Kepada Densus 88, Imam membuat pengakuan yang mencengangkan. Dia bersama komplotannya masih menyimpan bahan baku TATP (Triacetone Triperoxide) sebanyak 35 kilogram,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Senin (4/10).
Atas pengakuan itu, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri bersama Tim Penjinak Bom Brimob Polda Jabar melakukan pencarian bersama dengan narapidana tersebut ke lokasi pada Jumat (1/10).
Menurut Ramadhan, pencarian itu berlangsung selama berhari-hari dengan rute yang ada di hutan-hutan. Kemudian, kata dia, tim baru menemukan bahan peledak itu pada ketinggian 1.450 MDPL di seputaran Blok Cipater, Desa Bantar Agung, Sindanwangi, Majalengka, Jawa Barat.
“Ditemukan sejumlah TATP dalam beberapa wadah terpisah, sesuai dengan pengakuan Imam Mulyana,” jelasnya.
Wadah pertama, kata Ramadhan, ditemukan di sebuah stoples yang berisikan 10kg TATP murni. Kemudian, ada juga di sebuah botol plastik berisi 250 ml yang berisi gotri. Kemudian, ditempatkan juga pada empat tempat makan.
Lalu, ditemukan juga bahan peledak C1 dan 1,5 botol air minum yang berisi TATP yang sudah berubah warna. “Tim Jibom Brimob Polda Jabar melakukan tindakan pemusnahan (Disposal) terhadap bahan peledak tersebut di sekitar lokasi penemuan,” ucap dia.
Imam merupakan narapidana terorisme yang ditangkap terkait dengan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Ia diringkus ketika Jokowi hendak menghadiri acara penutupan kegiatan Festival Keraton Nusantara (FKN) ke IX pada 2017 lalu di Tamah Gua Sunyaragi.
Tiga jam sebelum Presiden mendarat, Densus menemukan gerak-gerik seorang pemuda di dekat Bandara Cakrabuana, Cirebon dan melakukan penangkapan. TIm menemukan sebuah koper berisi sangkur, airsoft gun, buku ajakan berjihad dan beberapa benda mencurigakan lain.
“Imam diketahui terkait dengan jaringan JAD dan berniat untuk merampas senjata anggota polisi yang mengamankan kedatangan presiden, sekaligus melukainya,” jelas dia. (sumber-cnnindonesia.com)