Detasemen Khusus atau Densus 88 Antiteror Polri dapat menemukan 35 kilogram bahan peledak yang dia sembunyikan dulu di sekitar Gunung Ciremai, Majalengka, Jawa Barat.
Narapidana teroris, Imam Mulyana mengaku bersyukur, dan ia menyesal setelah mentatahui daya ledak dari bom tipe Triacetone Triperoxide (TATP) yang dimilikinya itu sangat besar.
“Maka saya merasa terharu, saya merasa menyesal, saya merasa bersyukur bahwa barang tersebut dengan haqqul yakin saya serahkan kepada pihak yang berwenang. Kepada pihak yang bisa menanganinya,” kata Imam dalam rekaman video yang diterima CNNIndonesia.com dari Densus 88, Senin (4/10).
Imam mengatakan bahwa dirinya melihat sendiri bagaimana proses peledakan atau disposal terhadap bom tersebut yang dilakukan oleh tim Densus. Ia tak menyangka bahwa barang tersebut sangat berbahaya sehingga dapat membahayakan orang banyak. “Akan ada berapa banyak jiwa atau kerusakan yang akan terjadi,” jelasnya.
“Saya sendiri tidak menyangka bahwa ternyata sangat berbahaya sehingga ketika mendengar ledakan tersebut saya menangis,” tambahnya.
Sebagai informasi, bom yang diledakkan itu menimbulkan getaran yang hebat hingga lubang di permukaan tanah, pecahan batu, hingga tanah longsor di sekitar kawasan Gunung itu. Selain itu, 50 gram TATP membuat lubang berdiameter 1 meter dengan kedalaman 20 cm.
Imam merupakan narapidana terorisme yang ditangkap terkait dengan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Ia diringkus ketika Jokowi hendak menghadiri acara penutupan kegiatan Festival Keraton Nusantara (FKN) ke IX pada 2017 lalu di Tamah Gua Sunyaragi.
Tiga jam sebelum Presiden mendarat, Densus menemukan gerak-gerik seorang pemuda di dekat Bandara Cakrabuana, Cirebon dan melakukan penangkapan. TIm menemukan sebuah koper berisi sangkur, airsoft gun, buku ajakan berjihad dan beberapa benda mencurigakan lain.
Imam diketahui terkait dengan jaringan JAD dan berniat untuk merampas senjata anggota polisi yang mengamankan kedatangan presiden, sekaligus melukainya.
Bom TATP milik napi terorisme Imam Mulyana yang ditemukan di Gunung Ciremai, Majalengka, Jawa Barat. (Foto: Arsip Istimewa)
Usai mengakui masih menyimpan bahan peledak, Densus melakukan pencarian selama berhari-hari dengan rute yang ada di hutan-hutan. Kemudian, kata dia, tim baru menemukan bahan peledak itu pada ketinggian 1.450 MDPL di seputaran Blok Cipater, Desa Bantar Agung, Sindanwangi, Majalengka, Jawa Barat. (sumber-cnnindonesia.com)