Tiga pria dijatuhi hukuman atas keterlibatan mereka dalam jaringan adu anjing antarnegara bagian, termasuk seorang pria yang dilaporkan membawa putranya untuk menonton pertarungan anjing kesayangannya sampai mati.
Mulai 2013 hingga Juli 2018, Odell S. Anderson (52), Chester A. Moody (47), dan Emmanuel A. Powe (46) mensponsori dan memamerkan anjing, serta berpartisipasi dalam hampir setiap aspek lain dari dogfighting.
Ketiga pria itu juga memiliki peralatan pertempuran anjing yang signifikan, termasuk treadmill, peralatan medis, dan tempat pembiakan yang digunakan untuk melumpuhkan anjing petarung betina secara paksa.
“Tindakan kekerasan dan kekejaman dogfighting adalah bentuk keji dari penyiksaan hewan,” kata Raj Parekh, Penjabat Jaksa AS untuk Distrik Timur Virginia dalam sebuah pernyataan.
“Para terdakwa ini bertindak sebagai pemimpin, peternak, dan pelatih untuk operasi dogfighting selama bertahun-tahun dan dengan berani mempromosikan bentuk ‘hiburan’ biadab ini untuk keuntungan pribadi yang ilegal.”
Anderson membawa putranya yang berusia 7 tahun ke halaman di King George, Virginia, pada 2016 untuk menonton anjing favorit bocah itu, yang bernama Cookie Monster, melawan dua anjing lainnya.
Cookie Monster menang. Dua anjing lainnya mati luka-luka, satu dari mereka di buang ke tempat sampah.
Anderson mengaku bersalah atas keterlibatan dalam dogfighting, serta satu tuduhan menyebabkan seorang anak di bawah usia enam belas tahun untuk menghadiri adu hewan ilegal.
Kantor Kejaksaan AS mengatakan Anderson akan menjalani hukuman 18 bulan penjara, diikuti oleh tiga tahun pembebasan yang diawasi.
Moody dan Powe masing-masing mengaku bersalah atas satu tuduhan kejahatan konspirasi atas keterlibatan dalam aktivitas dogfighting.
Moody akan menjalani satu tahun penjara, sementara Powe akan menjalani hukuman yang sama seperti Anderson.
“Adu anjing adalah bentuk kekejaman yang tidak memiliki tempat di masyarakat kita,” kata Asisten Jaksa Agung Todd Kim dari Divisi Lingkungan dan Sumber Daya Alam Departemen Kehakiman dalam sebuah pernyataan.
“Kekejaman ini tidak akan ditoleransi, juga tidak akan mengekspos seorang anak pada tindakan mengerikan seperti itu.”