Kegiatan susur sungai MTs Harapan Baru Ponpes Cijantung, Ciamis, Jawa Barat, berujung maut.
Muhammad Kafka merupakan warga Kota Depok yang menjadi korban susur sungai beberapa waktu lalu. Sebelum meninggal dunia dalam insiden itu, Kafka sempat berkomuikasi dengan kedua orang tuanya melalui handphone.
“Minggu lalu, video call, dia minta pulang. Yah aku pulang ya yah. Nah itu video call lah sama saya, ibunya. Saya bilang abang kan enggak boleh pulang, pulangnya nanti libur semester Desember, nanti ayah jemput. Kalau ngga nanti ayah jenguk aja ya minggu depan Insya Allah kalau ada rezeki,” kata Ayah Kafka, Abdullah Sajat dikutip dari SINDOnews, Sabtu (16/10).
Dia menjelaskan, anaknya adalah siswa MTs Harapan Baru Pondok Pesantren (Ponpes) Cijantung yang bermukim sejak Juli lalu. Dari Depok ada empat orang yang menuntut ilmu di sekolah itu.
“Dari sini ada empat anak dari Sukmajaya, anak saya terus sama perempuan tiga orang, itu satu RW semua. Jadi yang meninggal ada dua, anak saya dan perempuan satu (Siti Jahra Anjani) tapi dia dimakamkan di Tasik,” jelas Abdullah.
Soal kegiatan sekolah yang berujung petaka hingga hilangnya nyawa Kafka, Abdullah berujar tidak ada informasi yang diberikan pihak sekolah.
“Gak ada kabar karena kita juga sudah percaya kan sama program disana, apa yang dilaksanakan kita percaya dan yakin. Kalau soal ngabarin cuma yang pas vaksin doang waktu itu, boleh gak anak saya divaksin, ya saya bilang boleh. Tapi kalau yang pramuka (susur sungai) ini gak ada konfirmasi,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia berujar bahwa kabar duka tersebut ia terima dari grup Whatsapp para orang tua santri.
“Kemarin malam abis Isya ada WhatsApp. Jadi kita punya grup wali santri, ternyata itu ada yang tau lebih dulu kabarnya. Dia share di grup langsung rame, lalu saya cari-cari info ternyata ada berita dari Ciamis benar ada kejadian MTs Harapan Baru Cijantung melaksanakan Pramuka dan terjadi seperti ini,” bebernya.
Kini Kafka sudah dimakamkan di pemakaman keluarga. Jasadnya diantar ke rumah di Depok dari Ciamis.