Juru pengadilan federal Amerika Serikat (AS) mendakwa mantan pilot uji coba Boeing 737 MAX. Ia disebut menyesatkan regulator penerbangan selama sertifikasi untuk pesawat yang terlibat dalam dua kecelakaan fatal itu.
Akibatnya, pesawat tersebut sempat ditangguhkan penerbangannya di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa, Kanada, Australia, hingga Selandia Baru.
Seperti dilansir Associated Press, Jumat (15/10), Forkner (49) resmi dijerat dua dakwaan penipuan terkait suku cadang pesawat dalam perdagangan antarnegara dan empat dakwaan penipuan telekomunikasi atau internet (wire fraud).
Jaksa federal AS menyatakan Forkner akan dihadirkan dalam sidang, Jumat (15/10) waktu setempat di Fort Worth, Texas. Jika terbukti bersalah atas seluruh dakwaan itu, Forkner terancam hukuman maksimum 100 tahun penjara.
Mark Forkner adalah kontak utama antara raksasa pesawat tersebut dengan Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) soal bagaimana pilot harus dilatih menerbangkan pesawat.
Dakwaan yang menjerat Forkner menuduhnya telah menyembunyikan informasi tentang sistem kontrol penerbangan yang diaktifkan secara keliru dan mendorong hidung pesawat Boeing 737 MAX ke bawah yang jatuh di Indonesia tahun 2018 dan di Ethiopia tahun 2019 lalu. Total 346 orang tewas dalam dua kecelakaan itu.
Berikut ulasan soal 2 kecelakaan tersebut yang telah dirangkum:
Kecelakaan Lion Air Penerbangan JT610 di Indonesia
Kecelakaan pesawat Lion Air penerbangan JT610 terjadi pada 29 Oktober 2018 lalu sekitar pukul 06.20 WIB. Pukul 06.22 WIB, terjadi masalah kontrol pesawat (flight control) sehingga pilot Bhavye Suneja dan kopilot Harvino sempat meminta lembaga pelayanan navigasi penerbangan AirNav kembali ke Soetta (return to base).
Sekitar pukul 06.32 WIB, pesawat hilang kontak di perairan Karawang, yang kemudian diketahui jatuh di perairan tersebut dari ketinggian 3.000 kaki.
Kecelakaan Ethiopia Airlines 302
Selang beberapa bulan kemudian, pesawat boeing 737 MAX kembali mengalami kecelakaan. Seperti dilansir BBC, Ethiopia Airlines jatuh hanya beberapa saat usai lepas landas dari dari Bandar Udara Internasional Bole di Adis Adaba, Ethiophia menuju Kenya, Nairobi pada 10 Maret 2019.
Pihak maskapai mengatakan terdapat 149 penumpang dan delapan awak yang berada alam penerbangan ET302 tersebut. Diantara para korban, terdapat 32 warga Kenya, 18 Kanada, 8 Amerika Serikat dan 7 warga negara Inggris.
Kecelakaan terjadi pada pukul 08:44 waktu setempat, enam menit setelah Boeing 737 Max-8 lepas landas.
Pesawat ditemukan jatuh dekat kota Bishoftu, sekitar 62 kilometer sbelah tenggara Bandara Bole.