Transgender sekaligus Selebriti asal Malaysia Nur Sajat Kamaruzzaman diduga diserang secara seksual oleh petugas yang menginterogasinya awal tahun ini, katanya kepada New York Times dalam sebuah wawancara yang diterbitkan kemarin.
Sajat, 36, yang telah diberikan suaka di Australia, menuduh bahwa setidaknya tiga pria dari Departemen Agama Islam Selangor atau JAIS, telah meraba-raba payudaranya di kantor Shah Alam, di mana dia dipanggil untuk diinterogasi pada bulan Januari, menurut laporan tersebut.
Saat ditegur ibu pengusaha kosmetik, Maimon Omar, yang menyaksikan penyerangan tersebut, petugas mengatakan hal itu tidak masalah karena Sajat dianggap sebagai laki-laki.
“Mereka pikir saya dibenarkan menyentuh bagian pribadi dan payudara saya karena mereka menganggap saya sebagai laki-laki,” kata Sajat.
“Mereka tidak memperlakukan saya dengan belas kasih atau kemanusiaan apa pun.”
Pada hari yang sama, Sajat diborgol dan secara resmi didakwa berdasarkan hukum Syariah karena menghina Islam pada tahun 2018, ketika dia mengenakan jilbab bunga dan gaun merah muda di sebuah sekolah agama.
Sajat kemudian membocorkan rekaman dirinya dalam kesulitan selama interogasi dan kemudian mengajukan pengaduan polisi terhadap petugas yang diduga menyerangnya. Tidak ada tindakan lebih lanjut yang diambil terhadap petugas tersebut.
Sajat menjalani karantina di sebuah hotel di pinggiran Sydney, kota Canterbury. Dia telah menunjukkan kepada 342.000 pengikutnya foto rumah barunya melalui cerita Instagram dan terus mempromosikan bisnisnya di media sosial.