Ombudsman RI (ORI) Perwakilan DIY mendapat laporan dari 10 orang mantan warga binaan di Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman DIY. Laporan tersebut terkait dugaan penyiksaan yang dialaminya, Senin (1/11).
Berbagai dugaan penyiksaan diklaim 10 mantan warga binaan ini terjadi di dalam Lapas Narkotika Kelas II A Yogyakarta. Bentuk penyiksaan ini pun beragam dari pemukulan hingga dugaan pelecehan seksual.
Menanggapi dugaan penyiksaan yang terjadi di Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkum HAM DIY Gusti Ayu Putu Suwardhani pun angkat bicara.
Gusti mengaku dirinya belum tahu ada laporan dugaan penyiksaan ke ORI Perwakilan DIY. Gusti menyebut jika dirinya baru mengetahui laporan itu saat dihubungi wartawan pada Senin (1/11).
“Kalau memang itu, seperti itu kami belum mendapatkan laporan langsung. Kami malah baru dengar ini. Tapi saya akan koordinasi ke Lapas Narkotika maupun ke Ombudsman jika memang ada laporan itu,” ucap Gusti saat dihubungi wartawan.
Gusti menjabarkan bahwa jika benar ada penyiksaan harus diselidiki lebih lanjut karena tidak hanya berdasarkan katanya. Gusti memastikan dirinya akan turun langsung terkait laporan tersebut.
“Saya akan langsung turun. Hari ini saya akan turun langsung seperti apa ceritanya. Kebenarannya bagaimana,” tutur Gusti.
Gusti menjelaskan bahwa segala bentuk kekerasan tidak boleh terjadi di Lapas. Petugas, kata Gusti, tidak dibolehkan melakukan kekerasan apapun alasannya.
“Kalau ditanya boleh (melakukan) kekerasan atau tidak, ya pasti tidak boleh lah. Karena itu kan hak asasi manusia. Kita juga Kementerian Hukum dan HAM. Tapi kita akan lihat dulu seperti apa,” terang Gusti.
Sementara itu Kepala Lapas Kelas IIA Yogyakarta, Cahyo Dewanto mengatakan bahwa dugaan penyiksaan tersebut tidaklah benar. Cahyo menyebut jika Lapas Kelas IIA Yogyakarta adalah lapas percontohan di Indonesia.
Cahyo menuturkan bahwa di setiap sudut Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta ada kamera CCTV. Cahyo mengklaim jika ada penyiksaan pasti akan tertangkap kamera CCTV. “Semuanya terpantau. Ada CCTV,” ucap Cahyo saat dihubungi Senin (1/11) malam. (sumber-Merdeka.com)