Perahu yang menghubungkan Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban dengan Desa Semambung Kecamatan Kanor, Bojonegoro. Terbalik di Sungai Bengawan Solo, tepatnya di Desa Semambung Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro pada pukul 09.00 WIB.
Dinas Perhubungan Jawa Timur (Jatim) menyebut perahu penyeberangan lintas kabupaten di sungai Bengawan Solo, yang terbalik di Kabupaten Bojonegoro beroperasi secara ilegal.
Kadishub Jatim Nyono menyebut pihaknya sama sekali tidak pernah mengeluarkan izin trayek perahu penyeberangan, atau lintasan tersebut. “Kami tidak pernah mengeluarkan izin trayek pada lintasan penyeberangan sungai antar daerah tersebut,” kata Nyono, Kamis (4/11).
Nyono mengatakan, pihaknya juga telah beberapa kali melakukan penertiban aktivitas penyeberangan di kawasan itu, namun warga tetap saja mengoperasikan perahu dengan alasan untuk mencari penghasilan. “Tapi warga tetap bandel mengoperasikan karena alasan perut, padahal dari sisi keamanan operasional perahu penyeberangan tersebut tidak layak,” ujarnya.
Sisi keamanan operasional yang dimaksud Nyono, adalah nakhoda maupun ABK yang tidak memiliki sertifikasi. Belum soal dermaga hingga perahu yang digunakan untuk memuat penumpang dan kendaraan.
“Karena alasan keamanan, Dishub Jatim maupun Kementerian Perhubungan yang berwenang dalam urusan keselamatan penyeberangan tidak pernah mengeluarkan izin trayek lintasan penyeberangan sungai tersebut,” ucapnya.
Sementara itu Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menyampaikan duka cita atas insiden terbaliknya perahu di Sungai Bengawan Solo, Rabu (3/11). “Atas nama Pemprov Jatim, saya menyampaikan keprihatinan dan duka mendalam terhadap kejadian ini,” ucapnya.
Saat ini, kata Khofifah, tim Basarnas, BPBD dan TNI/Polri terus melakukan pencarian korban hilang. Ia berharap semoga dalam waktu dekat semua korban bisa segera diketemukan dalam keadaan selamat.
Tak hanya itu, Khofifah mengatakan, pihaknya juga akan melakukan evaluasi kelayakan titik penyebrangan di sepanjang Sungai Bengawan Solo, yang berada di wilayah Jatim. “Kami akan melakukan evaluasi keberadaan titik-titik penyeberangan di sepanjang Sungai Bengawan Solo yang masuk wilayah Jatim. Termasuk laik tidaknya angkutan penyeberangan yang digunakan. Semoga kedepan kejadian ini tidak berulang,” pungkas dia.
Sebelumnya, perahu penyeberangan yang berisi belasan penumpang menyeberang dari Rengel, Tuban, menuju Desa Semambung, Kanor, Bojonegoro, terbalik sekira pukul 09.00 WIB, Rabu (3/11).
Berdasarkan data BPBD Bojonegoro, 17 penumpang disebut hanyut. Informasi terakhir Rabu (3/11) malam, 10 orang berhasil ditemukan dalam keadaan selamat. 7 orang lainnya masih dinyatakan hilang. (sumber-cnnindonesia.com)