Puluhan petani sawit di Kampar, Riau, melakukan aksi tanda tangan cap darah di kantor balai desa. Aksi nekat itu dilakukan karena Ketua Koperasi Antoni Hamzah hilang dan membuat para pekerja 3 bulan tak digaji.
Mereka yang tergabung dalam Koperasi Sawit Makmur (Kopsa-M) di desa itu, dirundung masalah upah yang tak kunjung diterima.
Menurut para petani sawit, mereka sudah tiga bulan tidak bekerja di lahan perkebunan sawit seluas 1.650 hektar itu.
Mereka tidak mau bekerja karena gajinya tak kunjung dibayar oleh pihak pengurus koperasi.
Sementara Ketua Kopsa-M, berinisial AH menghilang setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polres Kampar atas dugaan kasus penyerangan rumah karyawan PT Langgam Harmoni.
Petani kini menunggu kedatangan AH untuk menyelesaikan gaji ratusan petani dan juga pekerja buruh koperasi.
Salah seorang petani sawit, Keri (37) mengaku utangnya sudah menumpuk selama tidak mendapat gaji.
“Utang buat beli beras sudah di mana-mana,” akui Keri dikutip dari Kompas.com, Minggu (7/11).
“Kami sekarang sudah tak ada yang mau ngasih utang lagi, karena sudah banyak. Kami sangat sedih,” timpal Yeserman petani lainnya.
Menurut mereka berdua, siapa pun yang mengurus Kopsa-M, meminta gaji petani dibayarkan.
“Siapa pun yang ngurus, tolong upah kami dibayar. Ini sudah tiga bulan tak dibayar,” ucap Keri.
Ia tak menyebut berapa total utangnya. Namun, upah yang akan diterima diperkirakan terbatas untuk membayar utang yang dimiliki.
Pada kesempatan tersebut, para petani juga membuat surat terbuka untuk pengurusan Kopsa-M periode 2016-2021 yang meminta ketua koperasi, AH, menyelesaikan upah para petani sawit dan pekerja buruh.