Polisi masih menyelidiki kasus pencurian 118 ton besi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung di Cipinang Melayu, Jakarta Timur.
Modus para pelaku pencurian ratusan kilogram besi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung iniĀ adalah dengan menyobek seng yang digunakan sebagai penutup.
Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Erwin Kurniawan mengatakan modus para pelaku ini diketahui berdasarkan hasil olah TKP yang dilakukan oleh pihaknya.
“Itu ada pagar yang dituutpi oleh seng, jadi seng itu dari sisi luar dia (pelaku) sobek,” kata Erwin dikutip dari CNNIndonesia, Kamis (11/11).
Seng tang telah disobek itu kemudian dimanfaatkan oleh para pelaku untuk mengeluarkan besi dari area proyek dan membawanya kabur. Besi itu diketahui dibawa oleh para pelaku menggunakan mobil yang telah disiapkan sebelumnya.
Namun, aksi para pelaku ini akhirnya diketahui oleh pekerja proyek yang curiga lantaran ada aktivitas di luar area pagar.
“Curiga karena ada aktivitas di batas luar pagar, kemudian dicek memang kenyataannya ada aktivitas itu, di mana ada kendaraan, ada besi yang sudah terloading di atas pickup tersebut,” tutur Erwin.
Erwin menuturkan bahwa besi yang diambil oleh para pelaku itu adalah besi untuk penyanggah konstruksi. Beberapa di antaranya dikatakan adalah sebagai limbah.
“Memang katanya itu potongan-potongan sebagai limbah, tapi kalau dilihat ukurannya enggak semuanya limbah, ada yang masih utuh 6 meter, itu kan penyanggah konstruksi yang sudah jadi atau kalau mau dipakai lagi atau tidak kita belum tahu,” tuturnya.
Lebih lanjut, Erwin menyampaikan pihaknya masih terus menyelidiki kasus ini. Termasuk, mengejar tujuh pelaku yang masih buron.
“Nama-namanya sudah ada, kita tinggal mencoba mencari keberadaaan yang bersangkutan untuk dapat kita amankan,” ucap Erwin.
Sebelumnya, polisi telah berhasil menangkap lima pelaku pencurian besi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung di Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur.
Polisi menyebut komplotan pelaku ini sudah mencuri ratusan ribu kilogram besi sejak beraksi bulan Juli lalu.