Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marvest) Luhut Binsar Pandjaitan siap mengundurkan diri jika ia terbukti menerima uang keuntungan dari bisnis tes polymerase chain reaction (PCR).
Luhut tak ambil pusing terkait urusan pekerjaan jika ia mundur dari Kabinet Indonesia Maju.
Ia mengaku memiliki banyak pekerjaan di luar pemerintahan.
“Ya, kalau saya terima duitnya saya resign, gampang aja. Gitu aja repot, gitu aja repot,” kata Luhut dikutip dari CNN Indonesia, Jumat (12/11).
“Saya siap, kalau memang saya salah saya resign, banyak kerjaan saya di luar kok,”katanya.
Diketahui, Luhut dituding terlibat dalam bisnis PCR. Ia disebut mendirikan PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI), salah satu perusahaan penyedia jasa tes Covid-19.
Luhut mengaku menanamkan modal ke PT GSI namun bukan untuk mengambil keuntungan. Perusahaan itu, kata Luhut, dibangun bersama sejumlah pengusaha besar lainnya sebagai proyek kemanusiaan di masa pandemi.
Luhut mengklaim ia dan rekan-rekannya mendirikan perusahaan itu untuk membantu tes PCR lebih murah dan bisa 5.000 sampel dalam satu hari.
“Kalau ke GSI itu saya naruh duit memang, saya minta mereka untuk, tapi tidak dalam konteks untuk ambil untung,” kata Luhut.
Luhut juga menyatakan ia tidak memiliki konflik kepentingan dalam bisnis tes PCR dengan posisinya sebagai pejabat yang bertanggung jawab dalam penanganan pandemi covid-19 di Jawa-Bali.
Ia menyatakan keputusan-keputusannya mengenai kebijakan PPKM Jawa-Bali tidak memuat kepentingan bisnis PCR. Sebab, semua kebijakan tersebut harus diaudit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Luhut menegaskan tidak terdapat keuntungan yang mengalir ke kantong pribadinya maupun perusahaannya, PT Toba Sejahtera, dan pemilik saham lainnya di PT GSI.
“Jadi nggak ada (keuntungan), enggak ada sama sekali itu enggak ada, nol,” ujarnya.
“Cek aja, audit aja,” tambahnya.
Sebelumnya, eks Direktur YLBHI Agustinus Edy Kristianto menyebut sejumlah menteri pemerintahan Presiden Joko Widodo terlibat bisnis tes PCR.
Menurutnya, para menteri itu terafiliasi dengan PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI), penyedia jasa tes Covid-19.