Direktur Eksekutif Indonesia Police Monitoring Ferdinand Hutahaean turut menyoroti keriuhan pascapenangkapan tiga terduga teroris oleh Densus 88 Antiteror Polri di Bekasi, Jawa Barat.
Tiga orang yang ditangkap Densus 88 merupakan figur publik. Mereka ialah Ahmad Zain An-Najah yang pengurus MUI Pusat, dan Ketua Umum Partai Dakwah Rakyat Indonesia (PDRI) Ustaz Farid Okbah.
Ferdinand Hutahaean juga menyoroti hubungan Anies Baswedan dengan Farid Okbah yang merupakan terduga salah satu teroris dan ditangkap Densus 88.
Farid sempat mengunggah foto bersama Anies Baswedan saat Gubernur DKI Jakarta itu mengunjungi rumah duka Ibu mertuanya.
“Keriuhan semakin bertambah ramai ketika salah satu terduga yang telah ditetapkan jadi tersangka, yaitu Ustaz Farid Okbah, ternyata beberapa waktu sebelum ditangkap bertemu dengan Anies Baswedan, gubernur DKI Jakarta,” ucap Ferdinand dikutip dari JPNN.com, Kamis (18/11).
Ketua Yayasan Keadilan Masyarakat Mandiri, itu menduga Farid Okbah telah malang melintang di dunia radikalisme dilihat dari sepak terjangnya yang telah melakukan perjalanan hingga ke Afganistan.
“Sungguh mencengangkan,” ucap mantan ketua Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) itu.
Namun, Ferdinand tidak sependapat dengan banyaknya pihak yang menyeret-nyeret Islam untuk mendiskreditkan Polri dan Densus 88 secara khusus.
Kelompok-kelompok itu menurutnya juga mendiskreditkan dan memfitnah pemerintah dengan tuduhan mengganggu Islam, menyerang Islam dan menuduh bahwa tindakan Densus 88 adalah bentuk Islamofobia.
“Inilah strategi yang dilakukan oleh kelompok-kelompok terafiliasi atau setidaknya kelompok atau orang atau oknum yang ternyata sejalan dan sehati serta mendukung para pelaku tindak pidana terorisme,” tutur Ferdinand.
Mantan Juru Bicara BPN Prabowo Subianto – Sandiaga Uno di Pilpres 2019, itu menilai hal tersebut tuduhan keji kepada pemerintahan Jokowi, fitnah keji kepada Polri, dan fitnah jahat terhadap Densus 88 yang tengah menegakkan hukum untuk melindungi bangsa dan negara dari ancaman tindak pidana terorisme.
Ferdinand memandang tuduhan pihak-pihak tertentu yang menyudutkan pemerintah dan Polri itu merupakan propaganda opini untuk menipu masyarakat masyarakat dengan membawa bawa agama.
“Yang tujuannya menyulut kemarahan warga supaya melawan pemerintah. Mereka menyebar fitnah untuk mendiskreditkan Polri,” kata Ferdinand.
Lantas Ferdinand juga mengajak masyarakat mendukung langkah pemerintah, Polri, dan Densus 88 untuk menindak seluruh pelaku tindak pidana teroris.