News24xx.com – Dilansir dari PosKota, dua mahasiswi dari Institut Agama Islam (IAIN) Kota Parepare, Sulawesi Selatan ditemukan tewas di Sungai Bilalange, Kelurahan Lemoe, Kecamatan Bacukiki, Kota Parepare, Sulawesi Selatan.
Dua mahasiswi itu bernama Nuryangka (18) dan Asmira (20). Diketahui, keduanya sedang menempuh pendidikan di IAIN Kota Parepare dengan jurusan Fakultas Pendidikan Islam Usia Dini.
Menurut Kapolres Kota Parepare, Sulawesi Selatan, AKBP Welly Abdillah dua mahasiswa itu terseret arus sungai saat mengikuti pendidikan dasar Search and Rescue Korp Sukarela (KSR).
“Dua orang meninggal saat mengikuti pelatihan DIksar KSR di sungai,” kata Welly, Senin (29/11/2021).
Welly mengungkapkan peristiwa terseretnya dua mahasiswi itu ketika sekelompok mahasiswa melakukan pelatihan pencarian dan penyelematan. Ia mendapat keterangan dari para mahasiswa yang mengikuti kegiatan tersebut.
“Dari keterangan mahasiswa, saat pelatihan tiba-tiba air naik,” Jelas Welly.
Dua mahasiswa tersebut ditemukan oleh tim Basarnas dibantu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Parepare, SAR Brimob dan Tim Penyelamat pemadam kebakaran Kota Parepare.
Tim gabungan tersebut terjun mencari dua mahasiswa itu dengan peralatan seadanya. Mereka mencari dengan kondisi yang gelap. Upaya tim pencari gabungan berhasil menemukan korban di antara pohon pinggir Sungai Bilalange.
Dalam peristiwa ini, ada sekitar 30 mahasiswa yang ikut kegiatan. Diantaranya 13 orang peserta Diksar, 10 panitia, dan beberapa orang senior.
Rombongan mahasiswa dipimpin Ketua Tim KSR IAIN Kota Parepare, Fajri (21) yang hingga kini masih menjalani perawatan di RSUD Andi Makkasau. Berdasarkan infomrasi yang dihimpun, awal kejadian setelah para mahasiswa IAIN Kota Parepare terjun ke sungai guna melakukan serangkaian pencarian dan penyelamatan pada sore hari.
Para mahasiswa tak menyadari ada perubahan arus sungai yang tiba-tiba menjadi arus deras. Beberapa peserta berhasil menyelamatkan diri. Sedangka dua orang yang menjadi korba tak dapat menyelamatkan diri sehingga terseret arus hingga tewas.
Menyikapi insiden tersebut pihak IAIN Kota Parepare bertanggung jawab atas insiden yang menewaskan dua mahasiswa tersebut.
“Kami dari pihak kampus bertanggung jawab, secara institusi bertanggung jawab,” ungkap Wakil Rektor III Bidang KEmahasiswaan dan Kerja Sama IAIN Kota Parepare, Muhammad Saleh, dalam keterangan persnya, Senin (29/11/2021).
Sebelum para mahasiswa itu melakukan kegiatan, para mahasiswa itu sudah melakukan prosedur kegiatan baik izin dari internal kampus maupun pemerintah setempat.
“Izin untuk melakukan Diksar ada, Cuma saat keluar dia tidak terdeteksi. Diksar tergantung dari organisasi. Kebanyakan organisasi lapangan di kampus teorinya. Nanti pada saat di lapangan disesuaikan dengan visi dari organisasi itu,” ungkap Saleh.
Menindaklanjuti insiden ini pihak kampus akan meniadakan perekrutan anggota baru. Jika harus diadakan kampus secara tegas diadakan harus di dalam kampus dengan penyesuaian tertentu.