Seorang narapidana narkoba Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Bolangi, Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) atas nama Andi Lolo (35) meninggal dunia. Dia meninggal dengan luka lebam di sekujur tubuhnya. Pihak keluarga pun mempertanyakan kematian Andi Lolo.
Kapolda Sulawesi Selatan (Sulsel) Irjen Nana Sudjana berjanji mengusut tuntas kematian Andi Lolo usai dijemput penyidik kepolisian.
“Tetap kita usut secara prosedural, kita akan cek dan kita masih menunggu hasil autopsi. Kami sampai sekarang masih menunggu hasil autopsinya,” kata Nana Polda Sulsel dilansir dari CNN Indonesia, Jumat (17/12).
Nana mengatakan proses autopsi jenazah Andi dilakukan di RS Bhayangkara dan bekerja sama dengan rumah sakit independen. Ia mengklaim tak akan menutupi hasil autopsi jenazah Andi.
Jenderal bintang dua itu menjelaskan penyidik Direktorat Reserse Narkoba Polda Sulsel menjemput Andi karena sedang mengembangkan kasus narkoba jenis sabu seberat 75 kilogram (kg).
“Kita menangkap sejumlah orang dan sebesar 75 kg sabu beberapa waktu lalu. Dalam rangka pengembangan menelepon Lapas untuk melacak dan mengembangkan kasus yang terjadi,” katanya.
Menurut Nana, ketika menjalani pemeriksaan tiba-tiba Andi merasakan sakit di dada sebelah kiri dan langsung kejang-kejang. Pihaknya pun langsung membawa Andi ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan.
“Sekitar satu jam atau dua jam tiba-tiba napi ini merasakan sakit di dada sebelah kiri dan kejang-kejang. Kemudian dibawa ke Rumah Sakit Faisal dan sampai di rumah sakit napi ini meninggal,” ujarnya.
Lebih lanjut, Nana mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak Lapas Bollangi dan keluarga Andi. Ia ingin memastikan rekam medis Andi dari pihak keluarga sebelum meninggal dunia.
“Sampai saat ini, kami terus berkoordinasi dengan lapas dan keluarga untuk mengecek rekam medis terhadap napi ini,” katanya.
Sebelumnya kuasa hukum keluarga Andi Lolo, Muhammad Abduh mengatakan kliennya dalam kondisi sehat saat dibawa penyidik Polda Sulsel. Namun setelah tewas, terdapat luka lebam di bagian dada, tangan, dan leher di tubuh Andi.
“Ada foto yang beredar saat penjemputan keadaan sehat. Namun, saat jenazah dilihat ternyata ada begitu banyak luka lebam di tubuh korban, sehingga kami menduga keras adanya tindakan kekerasan yang terjadi kepada korban,” ujar Abduh.
Abduh pun mendesak kasus kematian Andi usai dijemput polisi diusut tuntas. Ia khawatir kepercayaan masyarakat merosot jika kasus ini tak diungkap oleh Polda Sulsel dan Kemenkumham.
“Apabila kasus ini tidak diusut dengan maksimal instansi Lapas Bollangi dan kepolisian akan kehilangan kepercayaan,” ujarnya.