News24xx.com – Beberapa hari lalu, seorang wartawan media nasional di Kemayoran, Jakarta Pusat mengalami hal yang tidak menyenangkan. Wartawan bernama Mentari Dwi tersebut, diumpat dengan kata-kata kasar hingga tak senonoh oleh seorang juru parkir (jukir) berinisial HS lantaran perkara uang parkir.
Tak cukup dengan melayangkan umpatan, juru parkir tersebut juga nyaris memberi bogem mentah kepada Mentari yang saat itu membayar uang parkir senilai Rp. 2000 dengan uang logam pecahan Rp. 200 sebanyak 10 keping.
Alhasil, HS pun diamankan oleh pihak kepolisian karena tindakannya tersebut.
Namun yang menarik, saat tengah diperiksa oleh Polisi, HS mengaku bahwa hasil uang parkir tersebut sebagian akan disetorkan kepada Ketua Organisasi Masyarakat (Ormas) yang diduga menjadi juragan dalam khazanah bisnis parkir minimarket.
Yongki (37), seorang jukir di sebuah minimarket yang terletak di Jalan Pramuka, Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Ia menuturkan, bahwa sebagian dari pendapatannya menjadi jukir di minimarket wajib hukumnya untuk disetorkan kepada si pemilik wilayah.
“Setoran ya pasti ada, namanya juga lahan garapan orang. Saya setor untuk sekali giliran itu Rp. 30.000. Tetapi, untuk hari Sabtu – Minggu setelah pukul 18.00 WIB setorannya naik jadi Rp. 35.000 karena jam ramai,” ungkap Iman, Jum’at (17/12/2021).
“Yang punya wilayah atau yang garap lahannya itu ada, salah satu Ormas Betawi berwarna hijau. Mereka yang pegang keamanan wilayah sini. Kalau saya cuma kerja aja cari makan buat anak istri,” sambungnya.
Lanjutnya, terkait pendapatan dari menjadi jukir di minimarket, dalam sehari terkadang tidak menentu besaran nominalnya.
“Sehari itu kalau lagi sepi dapat sekitar Rp. 70.000, kalau rame bisa sampai sekitar Rp. 150.000. Tapi itu belum bersih, kan ada setoran buat juragannya,” pungkas dia.
Sementara itu, di minimarket yang berlokasi di tempat lain juga tak berbeda jauh dengan penuturan kisah Yongki.
Nurdianto (45), seorang jukir di minimarket yang berdomisili di Jalan Cempaka Putih Barat 26 juga menuturkan hal serupa. Menurutnya, di setiap lahan parkir minimarket itu sudah tentu ada yang menjadi juragannya (penguasa wilayah).
“Sehari kalau lagi sepi saya bisa dapet uang sampai Rp. 100.000. Untuk ramainya, ya kurang lebih bisa dapat sampai sekitar Rp. 150.000 – Rp.250.000 lah,” bebernya.
Namun, lanjutnya, penghasilan tersebut tidaklah dapat dibawa pulang secara utuh. Ada sebagian dari hasil jerih payahnya yang harus dipotong oleh si penguasa wilayah.
“Nominal segitu masih harus kiya potong sama setoran. Untuk setorannya, sehari sebesar Rp. 30.000 untuk satu jukir. Di sini kan satu hari ada dua orang yang jaga, berarti itungan untuk setorannya Rp. 60.000,” kata Nurdianto.
“Setornya ke pengelola (preman) bukan Ormas. Dia (pengelola) gak ikutan ormas soalnya,” tandas Nurdianto yang juga berprofesi sebagai supir Bajaj.