Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Cirebon mengatakan, obat, vaksin ataupun penawar sakit apapun tidak baik jika diterima tubuh secara berlebihan.
Hal ini terkait hebohnya pengakuan seorang pria bernama Abdul Rahim yang mengaku jadi joki vaksinasi dan sudah 16 kali disuntik vaksin.
“Obat apapun namanya, jika overdosis itu tetap punya risiko. Sebaiknya sesuai anjuran dokter,” kata Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Cirebon, dr. H. Muhammad Edial Sanif, Sp.JP., FIHA., FAsCC., FICA. dilansir dari okezone.com, Rabu (22/12).
Dikatakannya, sesuai anjuran dan aturan vaksin diberikan dua kali dan nanti ditambah yang ketiga kalinya yakni untuk booster. Jika lebih dari jumlah tersebut, apalagi sampai 16 kali, itu pasti akan menimbulkan masalah bagi tubuh.
“Kalau vaksin disuntik 16 kali itu pasti nanti akan ada masalah dalam tubuh, bahkan kematian” jelasnya.
dr Edial mengatakan, tenaga kesehatan harus lebih berhati-hati dalam skrining karena kasus joki vaksin ini sebagai peringatan juga untuk tim yang melakukan vaksinasi.
“Ini jangan terulang, ini kami memang kecolongan, nakes dalam melakukan skrining saat melakukan vaksinasi harus lebih berhati-hati dan teliti, jangan sampai ini (joki vaksin) terulang,” pesannya.
Diketahui sebelumnya, viral sebuah video seorang lelaki mengaku sudah disuntik vaksin Covid-19 sebanyak 16 kali.
Lelaki dalam video tersebut, bernama Abdul Rahim. Ia merupakan warga di Kelurahan Bentengnge, Kecamatan Watang Sawitto, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.
Dalam videonya, Abdul Rahim mengaku sudah 16 kali divaksin. Ia menjadi joki dari ke 14 orang yang akan menjalani vaksinasi.