Bom buhuh diri kembali terjadi di Kota Beni, Republik Demokratik Kongo (RDK) saat Kemeriahan Natal kemarin. Sebanyak enam orang dilaporkan tewas dan 13 lainnya luka-luka.
Tragedi pada Sabtu tengah malam (25/12) waktu setempat, dan dilaporkan AFP pada Minggu (26/12), terjadi ketika seorang teroris meledakkan bom di pintu masuk sebuah bar yang ramai. Pihak berwenang mengatakan penjaga berhasil menahan pria pelaku peledakan itu sehingga bisa mencegah lebih banyak korban.
Menggutip dari RMOL, para pejabat mengatakan jumlah korban tewas bisa meningkat, dan sumber yang tidak disebutkan namanya, dikutip oleh AFP, mengklaim dua anak termasuk di antara para korban. Saksi lain melihat seorang yabg mencurigakan meninggalkan tempat kejadian dengan sepeda motor sesaat sebelum ledakan.
Setelah serangan itu, pihak berwenang meminta orang-orang untuk kembali ke rumah karena takut teroris akan kembali melakukan serangan.
Pasukan keamanan Kongo yakin Pasukan Demokrat Sekutu (ADF) berada di balik kekejaman itu. Kelompok teroris Islam itu juga aktif di negara tetangga Uganda, di mana mereka muncul pada pertengahan 1990-an.
Setelah berjanji setia kepada Negara Islam (IS, sebelumnya ISIS) pada tahun 2019, ADF telah melakukan banyak serangan mematikan di kedua negara, dan dianggap sebagai salah satu organisasi teroris paling berbahaya di wilayah tersebut.
Provinsi Kivu Utara, tempat ledakan Sabtu terjadi, telah berada di bawah kendali militer sejak Mei, ketika pihak berwenang memberlakukan keadaan darurat dalam upaya membasmi milisi bersenjata.