Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman mengatakan pihaknya memastikan bahwa Prajurit TNI yang terlibat dalam tabrakan di Nagreg, Kabupaten Bandung telah ditahan dan diproses sesuai hukum yang berlaku.
Dudung pada Senin (27/12) mendatangi rumah korban tabrak lari tersebut. Didampingi jajaran TNI AD, ia berkunjung ke rumah Salsabila (14 tahun) di Desa Ciaro, Kecamatan Nagreg, dan rumah Handi Saputra (17 tahun) di Desa Cijolang sejak pukul 09.00 WIB.
Dikutip dari ANTARA, orang tua Salsabila dan Handi menerima kunjungan Dudung. Baik orang tua Salsabila dan Handi, turut memegang foto anak mereka yang tewas usai diduga dibunuh tiga anggota TNI AD.
Salsabila dan Handi tak sadarkan diri usai ditabrak mobil Isuzu Panther yang ditumpangi tiga anggota TNI AD. Alih-alih membawa korban ke rumah sakit untuk mendapat pengobatan, tiga anggota TNI AD itu malah membuang tubuh Salsabila dan Handi ke sungai.
“Alhamdulilah, pada pagi hari ini saya melihat langsung dan berkunjung ke rumah duka. Sekaligus, kami juga berziarah ke makam korban tabrak lari yang dilakukan oleh oknum anggota TNI AD,” ujar Dudung kepada media.
Ia mengaku berduka atas meninggalnya dua korban yang masih berusia remaja itu. “Selaku pembina kekuatan TNI AD, saya akan bertanggung jawab. Proses hukum akan berlanjut kepada oknum prajurit TNI AD yang terlibat,” kata dia.
Sementara, kepada keluarga korban, mantan Pangkostrad itu berjanji tidak akan mengistimewakan ketiga pelaku. TNI AD, kata Dudung, akan tunduk kepada mekanisme hukum yang berlaku.
“TNI AD akan tunduk kepada supremasi hukum dengan menyerahkan penyelesaian perkara berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku,” ungkap Dudung.
Peristiwa tabrak lari terjadi pada 8 Desember 2021. Tetapi, jenazah Salsabila dan Handi baru ditemukan pada 11 Desember 2021 di tepi Sungai Serayu, Jawa Tengah.
Lantaran, lokasi korban yang ditemukan jauh dari titik kecelakaan tabrak lari, muncul dugaan tubuh Salsabila dan Handi sengaja dibuang oleh pelaku untuk menghilangkan bukti.
Sementara, berdasarkan keterangan pelaku, Kepala Penerangan Kodam XIII/Merdeka, Letnan Kolonel Jhonson M Sitorus menyebut, alasan mereka membuang tubuh Salsabila dan Handi ke sungai lantaran mereka tak menemukan rumah sakit terdekat dari lokasi kecelakaan. Padahal, semula mereka ingin membawa dua korban ke rumah sakit.
“Namun, setelah beberapa menit mencari rumah sakit dan tidak ditemukan, akhirnya saya tidak tahu apa yang terlintas di benak mereka, sehingga mereka malah membawa dua korban laka lalin ini ke Sungai Serayu di Jawa Tengah,” kata Jhonson dalam sesi jumpa pers pada akhir pekan lalu.