Pelatih Biliar Tim PON Sumatra Utara, Khairuddin Aritonang (Coki) buka suara usai dijewer dan diusir Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi.
Dalam video yang beredar, Coki bakal menempuh jalur hukum. Dia tidak terima dijewer dan diusir oleh Edy.
Menurutnya, Edy mengusir Coki karena tidak tepuk tangan saat dirinya bicara.
Padahal, tim cabang olahraga biliar Sumut menyumbang medali yang cukup signifikan pada perhelatan PON XX Papua.
Meski tidak meraih emas, atlet cabor biliar Sumut menyumbangkan total 12 medali, dengan rincian 5 perak dan 7 perunggu.
Dari peringkat perolehan medali, cabor biliar berada di peringkat 5 sebagai penyumbang medali terbanyak bagi Sumatra Utara.
Khairuddin Aritonang pun menilai apa yang dilakukan Edy Rahmayadi sebagai hal yang tidak pantas.
Dia mengatakan selama dirinya menjadi pelatih atlet biliar, Gubernur Sumut justru tidak pernah memperhatikan para atlet.
“Tidak ada perhatiannya, terutama kami di biliar. Apa yang sudah beliau beri? gak ada, sehari-hari pun tidak ada perhatian kecuali saat ada event nasional seperti PON,” tutur Khairuddin Aritonang dilansir dari pikiranrakyat.
Selain itu, dia membeberkan bahwa semua peralatan biliar untuk latihan para atlet juga sudah jauh tertinggal.
Sementara terkait masalah tepuk tangan, Coki mengatakan pidato Edy Rahmayadi pun biasa saja.
Oleh karena itu, tidak ada yang patut untuk diberi tepuk tangan terkait pidato Gubernur Sumut tersebut.
“Marah-marah, maki-maki tak nyambung, itu kan aneh, emosional tidak jelas. Kalau marah-marah, maki-maki tapi dunia olahraga maju ya bagus, ini kan tidak,” kata Khairuddin Aritonang, dikutip dari akun Instagram @kameraperistiwa, Rabu (29/12).