Sejumlah warga Kota Makassar, Sulawesi Selatan, mengaku menjadi korban investasi bodong.
Sebanyak 19 korban investasi bodong tambang digital Rp 10 miliar ini bukan hanya berasal dari kalangan pengusaha. Korban juga ada yang bekerja sebagai driver ojek online (ojol) hingga staf Rektorat Universitas Hasanuddin (Unhas).
“Saya pertama kali diajak gabung investasi 2018, diajak sama teman,” kata driver ojol Faisal (44) dilansir dari detikcom, Selasa (4/1).
Faisal awalnya diajak bertemu di salah satu hotel di Kota Makassar untuk mengikuti presentasi bisnis tambang digital Algopacks pada 2018.
“Jadi dipresentasikan, saya ikut investasi Bitcoin Algopacks dan saya investasikan Rp 6 juta,” ungkap Faisal.
Faisal mengaku tergiur karena dijanjikan keuntungan hingga 300 persen dalam tiga tahun. Namun, setelah tiga tahun, akun koin miliknya malah tak bisa diakses.
“Tapi lama tiga tahun berjalan malah muncul lagi Algo baru dan Algo lama tidak dianggap lagi. Jadi ini kami punya koin dimatikan dan tidak dianggap, harus menyetor ulang lagi kalau mau gabung lagi (di Algopacks baru),” ungkap Faisal.
Selain Faisal, staf rektorat Universitas Hasanuddin (Unhas) bernama Karaeng Sija (50) juga menjadi korban penipuan investasi bodong. Sija mengaku menyetor Rp 180 juta.
“Saya staf rektorat Unhas,” kata Karaeng Sija.
Karaeng Sija mengaku tergiur bisnis Algopacks karena memang dijanjikan keuntungan yang sangat besar oleh pelaku bernama Hamsul.
“Saya tanya beliau, kenapa besar sekali penghasilannya, saya dengar Rp 1 miliar per bulan. Dia bilang begini caranya Aji, dia panggil saya Aji, (dia bilang) ketika kita tanam saham atau banyak modal, maka cepat sekali penghasilan per bulan,” kata Karaeng Sija.
“Ibarat gaji Rp 10 juta, bisa dapat sehari Rp 10 juta. Jadi kalau 1 bulan kali 30 Rp 300 juta, sedikit itu. Bisa sampai Rp 1 miliar dan dia perlihatkan rekening Rp 1 miliar, jadi kita tertarik karena ada bukti,” lanjut Sija.
Sija mengaku tergiur sehingga tanpa berpikir dua kali langsung menggadaikan dua BPKB mobil miliknya senilai Rp 180 juta.
“Itu Januari 2019. Saya gadaikan BPKB Avanza sama Agya. Cuma setahun berjalan, tidak ada hasilnya,” tutur Karaeng Sija.
Diberitakan sebelumnya, tiga terlapor dalam kasus ini bernama Siti Suleha (32), Hamsul (39), dan Sulfikar (39). Sementara itu, korban berjumlah 19 orang dengan total kerugian mencapai Rp 10 miliar.
Para pelaku beraksi sejak April 2020 dengan mengajak korban berinvestasi tambang digital. Sebanyak 19 korban penipuan investasi bodong ini menderita kerugian beragam, mulai dari Rp 3,5 juta hingga Rp 5,6 miliar.