Seorang ibu kulit hitam harus menghadapi pelecehan rasis di London setiap hari; bahkan dikata-katai mirip monyet.
Tak hanya dirinya, pelecehan tersebut juga harus dihadapi anak-anaknya, termasuk putranya yang berusia 15 tahun.
Ibu dua anak, yang hanya mengidentifikasi dirinya sebagai Nyonya A, berasal dari Karibia dan tinggal di Richmond, salah satu lingkungan terkaya di ibu kota London.
Dia mengatakan bahwa baru-baru ini putranya dilecehkan di stasiun kereta api.
“Kamis lalu, putra Karibia kulit hitam-ku yang berusia 15 tahun sedang dalam perjalanan pulang sekitar pukul 17.18, dia berhenti di gerbang rel penyeberangan North Sheen,” kata Nyonya A.
“Dia tiba-tiba mendengar seorang pria kulit putih meneriakkan hinaan rasis padanya. Penghinaan rasial dan pelecehan seksual lebih tepatnya.”
“Pria kulit putih itu mengatakan anak saya adalah seorang budak dan menyuruhnya untuk mengisap pe*is putihnya.”
Nyonya A mengatakan bahwa kejadian ini bukanlah sesuatu yang baru, mengingat dirinya bahkan menjadi korban serangan rasis di lingkungannya sendiri.
“Oktober lalu seorang pria kulit putih di Ham, Richmond, mulai meneriaki saya dengan hinaan rasial dan menyebut saya monyet,” kenangnya.
Nyonya A mengatakan bahwa serangan-serangan rasis yang dihadapi keluarganya itu membuatnya khawatir akan keselamatan mereka di ibu kota.
Dia merasa ada perubahan sikap di antara masyarakat umum sejak pandemi melanda.
“Sejak Covid ada sesuatu yang telah berubah, orang-orang menjadi lebih agresif. Padahal sebelumnya, selama lebih dari 10 tahun di sini, saya tidak pernah menemukan perilaku seperti ini.”