Polisi menyatakan cuitan “Allahmu lemah” yang diunggah Ferdinand di Twitter pribadi sebagai berita bohong.
“Jadi cuitan itu harus lengkap ya. Apa yang dikatakan oleh saudara FH (Ferdinand Hutahaean) dalam cuitan dengan menggunakan akunnya sendiri itulah alat buktinya. Jadi teman-teman baca sendiri, dengar sendiri, itulah berita bohongnya,” kata Karopenmas Div Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Rabu (12/1).
Pegiat media sosial Ferdinand Hutahaean ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka penyebaran berita bohong dan pembuat keonaran.
Namun, apabila ada masyarakat yang mengatakan cuitan Ferdinand benar, maka ia tidak menyebarkan berita bohong. “Kalau ada yang mengatakan (cuitan Ferdinand) itu benar, berarti itu tidak bohong. Kalau orang mengatakan itu tidak benar, itu adalah berita bohong,” sebutnya.
“Jadi pernyataan atau statement yang disampaikan oleh saudara FH itu lah yang dijadikan alat bukti,” tutupnya.
2 dari 2 halaman
Meski diadukan terkait penodaan agama, Ferdinand dikenakan Pasal 14 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946, karena menyebarkan berita bohong atau hoaks dan membuat keonaran.
Pasal 14 ayat (1) UU Nomor 1 Tahun 1946 berbunyi: “Barang siapa, dengan sengaja menyiarkan berita atau pemberitahuan bohong, dengan sengaja menerbitkan keonaran di kalangan rakyat, dihukum dengan hukuman penjara setinggi-tingginya 10 tahun”.
Pasal 14 ayat (2) UU Nomor 1 Tahun 1946 berbunyi: “Barang siapa menyiarkan suatu berita atau mengeluarkan pemberitahuan, yang dapat menerbitkan keonaran di kalangan rakyat, sedangkan ia patut dapat menyangka bahwa berita atau pemberitahuan itu adalah bohong, dihukum dengan penjara setinggi-tingginya tiga tahun”.
Sebelumnya, polisi telah menetapkan Ferdinand sebagai tersangka kasus dugaan ujaran kebencian mengandung SARA. Penyidik langsung menahannya di Rutan Bareskrim Polri, Jakarta Selatan. (sumber-Mereka.com)