Seorang wanita berinsial LS (33) tega melakukan penganiayaan terhadap putri tirinya yang masih berusia 8 tahun. Akibat penyiksaan itu, tulang bahu bocah itu bergeser dan kakinya menjadi lumpuh.
Peristiwa penganiayaan itu viral media sosial. Aksi keji LS diduga kerap dilakukan di rumahnya di Sei Semayang, Deli Serdang, Sumatera Utara.
Kini, pelaku LS sudah diamankan dan dimintai keterangan oleh Unit Perlindungan Prempuan dan Anak (PPA) Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Medan.
Ketua Perlindungan Anak (LPA) Kecamatan Sunggal, Jendrial Siregar menjelaskan akibat penganiayaan tersebut, bocah T mengalami luka memar di bagian wajah. Mata korban juga merah dan tulang bahu bergeser imbas penganiayaan pelaku.
Jendrial mengatakan penganiayaan itu, diduga sudah berulang kali. Terakhir terbongkar saat guru korban yang mencurigai kondisi wajah korban yang duduk di bangku Sekolah Dasar kelas 2. Korban dengan nada polos menceritakan apa yang dialaminya kepada guru pada Jumat pekan lalu.
“Anak itu bilang sudah sekian kalinya menerima penganiayaan,” kata Jendrial dilansir dari viva.co.id, Kamis (13/1).
Kemudian, pihak sekolah mencurigai T sebagai korban penganiayaan merujuk kondisi luka di bagian wajah yang lebam dan luka-luka. Selanjutnya, pihak sekolah juga melaporkan ke desa dan berkordinasi dengan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kecamatan Sunggal.
Lalu, peristiwa penganiayaan itu sudah dilaporkan ke Mako Polrestabes Medan. Petugas kepolisian mengamankan LS untuk dimintai keterangan. “Hari ini, pelaku diperiksa Polrestabes Medan,” tutur Jendrial.
Selama ini, korban merupakan anak angkat SG (37) yang merupakan suami LS. Lanjut, Jendrial mengatakan alasan tidak masuk akal disampaikan LS saat menganiaya korban. Korban disebut pelaku sering memaki ibu tirinya tersebut.
“(Pelaku) Ini sudah kesekian kali ya dan memang sepertinya, pola pikirnya dan sikap karekternya, jelek sekali. (Alasannya) Si anak memaki-maki si pelaku. Jadi, makanya, dia melakukan pemukulan,” jelas Jendrial.
Jendrial mengatakan LS melakukan pemukulan terhadap korban saat suaminya tak ada di rumah. Sebab, suaminya bekerja sebagai sopir ekspedisi yang sering ke luar kota.
Sementara itu, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Medan, Kompol Muhammad Firdaus membenarkan pihak tengah melakukan penyelidikan kasus penganiayaan tersebut.
“Iya benar,” ujar Firdaus.
Namun, Firdaus belum bisa membeberkan detail kronologi penganiayaan tersebut.