Ibrahim Boubacar Keita, mantan presiden Mali yang digulingkan saat kudeta militer Agustus 2020 setelah menjabat selama tujuh tahun, meninggal dunia pada usia 76 tahun.
Kematiannya diumumkan dalam sebuah pernyataan yang diunggah di Twitter.
Pengumuman tersebut ditulis oleh Kolonel Abdoulaye Idrissa Maïga, seorang pensiunan politikus yang ditunjuk oleh mendiang presiden untuk menjabat sebagai perdana menteri negara itu mulai April 2017.
Maiga kemudian mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada Desember 2017.
“Pemerintah Republik Mali dengan sangat sedih mengumumkan kematian mantan Presiden Republik Mali, Bapak Ibrahim Boubacar Keita,” bunyi pernyataan itu.
Maiga mengatakan bahwa Keita meninggal pada Minggu (16/1) di Bamako, ibu kota Mali, setelah sakit selama beberapa waktu.
“Dalam keadaan yang menyedihkan ini, pemerintah Mali menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga almarhum dan berdoa untuk ketenangan jiwanya yang abadi,” bunyi pernyataan itu.
Majalah berita Afrika berbahasa Prancis Jeune Afrique melaporkan bahwa Keita mengalami keadaan darurat medis tak lama setelah ditangkap dan dipaksa mengundurkan diri sebagai presiden.
Keita kemudian melarikan diri ke Abu Dhabi untuk perawatan medis. Keita kembali ke Mali beberapa minggu kemudian dan menghabiskan sisa hidupnya bersama sang istri, Aminata.