SINGAPURA – Seorang remaja lelaki berusia 15 tahun mengaku membunuh ayahnya dengan menikamnya di bagian leher dengan pisau buah pada Desember 2020, Senin (24/1).
Bocah itu dijatuhi hukuman lima tahun penjara setelah mengaku bersalah atas satu tuduhan pembunuhan. Di bawah Children and Young Persons Act, anak laki-laki dan anggota keluarganya tidak dapat disebutkan namanya.
Anak laki-laki itu didiagnosis menderita gangguan spektrum autisme saat masih balita, dan terdaftar di sekolah kebutuhan khusus.
Namun dia dipindahkan ke sekolah umum tak lama setelah itu, karena dianggap cukup mampu.
Menurut dokumen pengadilan, remaja itu memiliki hubungan yang baik dengan ibu dan saudara laki-lakinya, tapi tidak dengan ayahnya.
Sang ayah diduga terlalu mengendalikan putranya, memantau dan membatasi akses remaja itu ke internet, juga mengatur tugas-tugasnya. Remaja itu juga dipukul jika tidak mematuhi aturan dan perintah ayahnya.
Pada 11 Desember 2020, remaja tersebut dan adiknya sedang berduaan di rumah bersama ayah mereka. Sementara sang ibu pergi bekerja.
Ayah remaja itu sedang mencuci pakaian dan kesal saat tidak dapat menemukan sendok deterjen, dan dia bertanya kepada remaja itu apakah dia menyembunyikannya. Anak itu membantah melakukannya.
Meskipun dia marah karena diinterogasi, remaja itu membantu mencuci dengan menyendok deterjen dengan tangannya.
Setelah insiden itu, si remaja mulai berpikir untuk membunuh ayahnya agar bebas dari aturannya.
Dia pergi ke dapur dan mengambil pisau, menyembunyikannya di dalam saku, tapi ternyata pisau itu terlalu besar dan sulit disembunyikan. Dia kemudian mengambil pisau buah sebagai gantinya, berukuran sekitar 9,5 cm.
Ketika mendengar ayahnya meminta sang adik untuk mencuci beberapa pakaian, dia meninggalkan kamarnya dan pergi ke dapur dan melihat mereka berdua mencuci pakaian.
Remaja itu semakin marah saat mendengar ayahnya memberi tahu adik laki-lakinya bahwa remaja itu membuang sendok deterjen.
“Dia merasa sedih karena dituduh melakukan sesuatu yang tidak dia lakukan,” bunyi dokumen pengadilan.