Seorang siswa sekolah dasar (SD) di Kabupaten Garut, dilaporkan sakit hingga meninggal usai enam hari pasca divaksin Covid-19.
Ia diketahui meninggal dunia saat menjalani perawatan di pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) Wanaraja.
Sekretaris Dinas kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani menjelaskan bahwa anak tersebut diketahui divaksinasi Covid-18 pada Sabtu (15/1) di sekolahnya. Empat hari usai mendapatkan vaksinasi, tepatnya pada Rabu (19/1) anak tersebut muntah-muntah.
“Memang agak jauh setelah vaksinasi. Saat ada gejala itu langsung dibawa ke Puskesmas Wanaraja untuk dilakukan penanganan,” jelas Leli dilansir dari merdeka.com, Minggu (23/1).
Selama di Puskesmas, anak tersebut mendapatkan perawatan dan diobservasi. Keesokan harinya, Kamis (20/1) kondisinya, berdasarkan hasil pemeriksaan dokter diketahui mengalami perbaikan dan bahkan keluhan yang dirasakan pun berkurang.
“Jumatnya, saat diperiksa dokter, anak tersebut muntah-muntah lagi disertai sakit kepala dan petugas pun sempat melakukan pemeriksaan ke laboratorium. Sorenya di hari Jumat itu, kondisi anak terus ngedrop drastis dan sekitar pukul 17.35 anak tersebut dinyatakan meninggal dunia,” ungkapnya.
Leli mengaku bahwa pihaknya belum bisa memastikan penyebab meninggalnya anak tersebut. Saat ini, kelompok kerja kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) Garut masih melakukan penelusuran untuk memastikan penyebabnya.
Menurutnya, penyebab meninggalnya anak tersebut belum tentu karena vaksinasi Covid-19. “Kami belum bisa memberikan keterangan ini dari mana penyebabnya,” ucapnya.
Berdasarkan catatan saat anak tersebut mengikuti kegiatan vaksinasi, kondisinya dilaporkan sehat dan lolos saat menjalani skrining. Namun ia mengaku belum mengetahui apakah saat vaksinasi didampingi oleh orang tua atau tidak.
“Ketentuannya kalau vaksinasi (anak 6-11 tahun) harus ditemani orang tua,” tutup Leli.