Konflik harimau sumatera yang terjadi di Kabupaten Pelalawan, Riau. Tim dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau hingga kini masih melakukan mitigasi.
Tim mitigasi saat ini tengah mengidentifikasi harimau yang memangsa seorang pekerja Hutan Tanaman Industri (HTI) di Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti, beberapa hari lalu.
Kepala Bidang Wilayah I KSDA Riau, Andri Hansen Siregar mengatakan, tim juga memasang kamera trap untuk mengidentifikasi satwa dilindungi dengan nama panthera tigris sumatrae itu.
“Tim masih ada di lapangan. Saat ini tim sedang melakukan mitigasi. Yakni melakukan observasi lapangan dan juga kemudian melakukan pemasangan camera trap,” kata Hansen, Rabu (8/2).
Hansen menjelaskan, nantinya hasil mitigasi itu akan menentukan langkah-langkah yang akan diambil selanjutnya. Apakah satwa tersebut akan dievakuasi atau tidak.
“Apakah nanti akan dipasang box trap untuk mengevakuasi, belum bisa disimpulkan sekarang. Kita tunggu arahan dari Pak Dirjen nanti setelah hasil mitigasi kita laporkan ke pusat,” jelasnya.
Hansen mengatakan, pihaknya juga akan menurunkan tim tambahan untuk melakukan investigasi terkait dengan kejadian tersebut. Karena hingga kini belum diketahui, harimau mana yang memangsa korban.
“Kita belum bisa memastikan apakah ini harimau jantan atau betina. Karena kita juga belum dapat bukti-bukti otentik terkait dengan individu mana yang menjadi pelaku utama. Nanti itu akan terungkap setelah kamera trap kita pasang,” tambahnya.
Dia juga mengimbau kepada masyarakat untuk waspada saat beraktivitas di kawasan HTI. Dia juga meminta masyarakat untuk tidak bertindak anarkis pasca kejadian tersebut.
Diketahui sebelumnya, seorang pekerja bernama Tugiat (41) ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan usai dimangsa harimau pada Sabtu (5/2) lalu. Saat kejadian, korban yang merupakan operator chainsaw diketahui tengah menebang di kawasan HTI itu.
(sumber-Merdeka.com)