Seluruh korban hilang dalam tragedi ritual di Pantai Payangan di Kabupaten Jember pada Minggu dini hari, 13 Februari 2022, berhasil ditemukan dalam keadaan tewas.
Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo memimpin langsung operasi pencarian.
“Untuk korban terakhir atas nama Syaiful berhasil kita temukan. Saat ini jenazah sudah berada di Puskesmas,” tutur AKBP Hery Purnomo dilansir dari Merdeka.com.
Dengan demikian, dari 23 anggota kelompok ritual, 11 orang meninggal dan 12 orang lainnya selamat. Termasuk korban selamat adalah Hasan, yang disebut sebagai pimpinan kelompok spiritual yang bernama Tunggal Jati Nusantara itu.
Pencarian jenazah Syaiful terbilang paling susah dibanding jenazah yang lainnya. Pria paruh baya yang mengikuti ritual bersama istrinya itu, baru ditemukan selang beberapa jam setelah 10 jenazah dan 12 korban selamat lainnya.
“Tim sebenarnya sudah mengetahui posisi korban, tetapi evakuasi terkendala ombak yang cukup tinggi. Posisinya tersangkut di batu karang. Sehingga baru bisa dievakuasi belakangan,” tutur mantan Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota ini.
“Sebenarnya lokasi korban terakhir itu tidak jauh dari rekan-rekannya. Mungkin sekitar 10 meter dari titik awal hilang. Tetapi ombak saat itu cukup tinggi,” tambah Kasat Polairud Polres Jember, AKP Muhammad Na’i, saat dikonfirmasi terpisah.
Kapolres Jember, AKBP Hery Purnomo menyatakan, jajarannya sudah melakukan penyelidikan atas insiden ini. Namun, pemeriksaan terhadap saksi kunci masih terkendala karena korban selamat masih dalam perawatan medis. Salah satunya adalah Hasan, pimpinan ritual yang saat ini masih menjalani perawatan medis.
“Kita akan lihat apakah ada unsur pidananya. Karena korlap masih di observasi di rumah sakit. Jadi nanti bisa kita lakukan setelah yang bersangkutan sudah pulih,” papar AKBP Hery.
Informasi yang dihimpun, terdapat 24 orang yang menjadi anggota rombongan. Mereka berasal dari beberapa kecamatan di Jember seperti Panti, Patrang, Sukorambi, Sumbersari, Ajung dan Jenggawah sejumlah 24 Orang.
Dari 24 orang tersebut, satu orang yakni Muhammad Afif (41 tahun) menjadi satu-satunya orang yang tidak ikut dalam ritual di pinggir pantai tersebut.
“Kami belum bisa pastikan ritual apa, tapi berdasarkan keterangan dari masyarakat, mereka menggelar ritual untuk menenangkan diri. Tapi nanti akan kami dalami lagi,” papar AKBP Hery.