Seorang ayah di Prancis menghadapi hukuman penjara enam bulan dan denda karena membuat jaringan internet seluruh kota tak berfungsi.
Seperti dilansir The New York Post, (19/2), pria yang tidak diidentifikasi namanya itu ingin mematikan sinyal internet agar anaknya yang kecanduan internet segera offline.
Ia kemudian membeli jammer atau pengacau sinyal untuk menghentikan anak-anaknya terlalu lama online. Alat yang ia pasang mulai tengah malam hingga jam 3 pagi setiap hari dalam seminggu ternyata tak hanya menghentikan internet di rumahnya.
Tanpa sang ayah ketahui, jammer ini juga menghentikan layanan seluler dan internet seluruh Kota Messanges pada waktu yang sama.
Seorang warga kota di wilayah barat daya Prancis itu lalu melaporkan masalah ini ke Agency Nationale des Fréquences (ANFR), sebuah badan publik yang bertanggung jawab untuk mengelola spektrum radioelektrik di Prancis.
Warga itu mengaku tidak dapat mengakses aplikasi apa pun setelah tengah malam. Setelah dilacak, ditemukan bahwa seseorang telah menggunakan pengacau sinyal untuk memblokir frekuensi radio di kota.
Sinyal jammer adalah perangkat yang mentransmisikan gelombang radio pada frekuensi yang sama dengan perangkat seluler untuk mencegahnya terhubung ke menara seluler dan menerima sinyal yang sah.
Laporan resmi dari ANFR menjelaskan, seorang teknisi melacak sinyal ke sebuah rumah di kota tetangga di mana pemilik rumah mengaku membeli jammer online.
“Penjelasannya sangat sederhana: jammer telah dipasang oleh ayah dari keluarga tersebut untuk mencegah anak remajanya mengakses internet dengan smartphone mereka,” kata ANFR.
Sang ayah kini diadili dan menghadapi hukuman enam bulan penjara di Prancis. Dia juga menghadapi denda hingga 30.000 euro atau Rp487 juta serta biaya 450 euro atau Rp7 juta untuk mengganti biaya penyeldikan ANFR.