Seorang bocah yang berusia sekitar 11 tahun berinisial RF, ditemukan tewas dengan kondisi tanpa kepala di kebun semak belukar di Desa Rajabasa Lama, Kecamatan Labuhan Ratu, Lampung Timur.
Korban adalah siswa kelas 5 di salah satu SD di Rajabasa Lama. Saksi mata yang pertama kali menemukan mayat R adalah Aldi, warga Rajabasa Lama.
Saat itu ia sempat mendengar suara teriakan anak kecil dari kejauhan. Karena curiga, ia pun langsung menuju sumber suara.
“Dari kejauhan memang saya dengar suara teriakan. Setelah didekati taunya ada mayat anak kecil di semak-semak tanpa kepala” katanya, sebagaimana melansir dari Kompas. Kamis (3/3/2022) kemarin.
Setelah melihat mayat tanpa kepala, Aldi pun langsung menghubungi polisi.
“Saya langsung lari, meminta pertolongan dari warga dan menghubungi kepolisian,” ujarnya. Tak lama, polisi datang dan dibantu warga menemukan kepala yang terlepas dari tubuh mayat itu,” ujarnya.
Setelah penemuan mayat tersebut, polisi mengamankan terduga pelaku. Hal tersebut disampaikan Kepala Dusun Subing Jaya, Desa Rajabasa Lama, Zakwan.
“Ia benar, tadi pelaku sudah dibawa polisi,” ujarnya.
Ia mengatakan berdasarkan keterangan rekan korban, pagi itu mereka dan orangtuanya hendak mencari durian yang jatuh di kebun.
Mereka pun berpencar hingga tiba-tiba terdengar suara teriakan korban. Ia menyebut pelaku diduga orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
“Si terduga pembunuh itu memang mengalami gangguan jiwa,” ungkapnya.
Sementara, Direktur RSUD Sukadana Lampung Timur, dr Wayan Widyana mengatakan, mayat anak kecil tersebut, sempat dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Sukadana, Lampung Timur untuk visum.
“Benar, mayat anak yang tadi ditemukan, sudah di bawa ke RSUD Sukadana tadi siang untuk visum,” ujarnya.
Setelah visum, mayat korban dipulangkan ke rumah duka untuk dimakamkan.
Sementara itu, Kapolsek Labuhan Ratu Inspektur Satu Mardiansyah menjelaskan, pelaku berinisial KH (26) sudah ditangkap.
“Pelaku sudah kita amankan dan sedang dilakukan pemeriksaan,” kata Mardiansyah.
Terkait motif mutilasi yang dilakukan pelaku, Mardiansyah mengatakan anggota masih mendalami hal tersebut.
“Masih dilakukan pemeriksaan dan pendalaman terkait motifnya,” kata Mardiansyah.