Sudah lama berlansgung, aksi penipuan berkedok sembako murah yang dijalankan terduga pelaku Purnama Aji, oknum Ketua RT01/RW 08 Kelurahan Bukit Tempayan, Kecamatan Batuaji, Kota Batam.
Bahkan banyak warga yang sudah pernah mengambil sembako murah tersebut di kediamannya. Sehingga hal itu yang membuat warga tidak menaruh kecurigaan bakal tertipu.
Meski sudah cukup lama namun, aktivitas tersebut tidak diketahui oleh perangkat Kelurahan Tanjunguncang dan Kecamatan Batuaji. Padahal tertera jelas selebaran kupon yang tersebar ke warga ada stempel mengatasnamakan intansi RT/RW, Kelurahan dan Kecamatan Batuaji.
“Ketika tau warga kami mendapatkan selembaran kupon yang mengatasnamakan lurah dan kecamatan, saya langsung datangi kelurahan. Mereka bilang tidak tau aktivitas pembagian sembako tersebut,” ujar Surya Darma Sitompul, Ketua RT01/RW23 Perumahan Central Park Residence, Tanjunguncang.
Saat itu yang bersangkutan Ketua RT01 Purnama Aji bersama RW 08 langsung dipanggil oleh pihak kelurahan. Namun hanya ketua RW08 yang hadir dalam mediasi tersebut.
“Cuma RW yang hadir, sedangkan yang bersangkutan tidak hadir. Kemungkinan sudah pergi ke luar Batam,” ujarnya.
Dikonformasi terpisah, Camat Batuaji Ridwan menuturkan, apa yang dilakukan oknum RT ini murni penipuan. Pasalnya pemerintah belum ada mengeluarkan program sembako murah. Jika ada, prosedurnya juga tidak seperti itu. Penyaluran harus melalui perangkat RT/RW setempat dan pembayaran dilakukan di tempat penyaluran sembako murah.
“Itu penipuan oleh oknum RT. Memanfaatkan jabatannya. Bagi warga yang merasa tertipu silahkan lapor ke Polisi biar diusut tuntas. Kalau ada sembako murah prosedurnya jelas harus melalui pemberitahuan ke RT/RW masing-masing dan pembayaran di tempat pengambilan sembako, bukan disetor duluan seperti itu,” ujar Ridwan.
Informasi di lapangan menyebutkan, kasus dugaan penipuan berkedok kupon paket sembako murah ini diduga melibatkan banyak pihak. Pasalnya, pengutipan uang dari warga dilakukan melalui leader atau koordinator lapangan dari setiap wilayah.
Misalkan di Kelurahan Tanjunguncang ada dua sampai tiga orang koordinator yang tak lain adalah warga Tanjunguncang juga. Ini juga menjadi dasar bagi sebagian korban untuk mempolisikan para kordinator yang menerima uang dari warga.
“Panjang ini kasusnya karena beberapa oknum warga yang mengutip uang dari kami (warga korban penipuan) informasinya juga akan dilaporkan,” ujar Dadan, warga Tanjunguncang. (sumber-Batamtoday.com)