Pakar Hukum Pidana, Chudry Sitompul memberi tanggapannya terkait pemberhentian Terawan Agus Putranto dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Churdy mengatakan pemberhentian Terawan ini tidak ada kaitannya dengan faktor politik.
Ia juga menilai isu ‘pesanan’ pemecatan Terawan oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) IDI tidaklah benar.
“Masalah ini jangan ditarik- tarik dengan politik, karena ini menyangkut nasib orang banyak,”
“MKEK ini sebenarnya seperti pengadilan juga, artinya ada prosedurnya, nah salah satu prosedurnya itu akan menghadirkan orang teradu, jadi diberi kesempatan,”
“Jadi agak kurang pas lah kalau kita mencurigai MKEK itu ada pesanan,” ucap Chudry dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam tvOneNews, Selasa (29/3).
Lebih lanjut, Churdy juga menyayangkan permasalahan silang pendapat seperti ini dibawa ke publik.
Seharusnya menurut Churdy jika ada perbedaan pendapat seharusnya diselesaikan secara internal.
“MKEK ini sangat dihormati oleh semua, kalau ada perbedaan pendapat di dalam organisasi selesaikanlah, jangan dibuka secara umum,”
“Karena dokter ini adalah profesi yang sangat dihrmati masyarakat,”
“Jadi kalau melihat dokter ada silang pendapat respectnya masyarakat menurun dan hilang kepercaaannya,” kata Chudry.
Seperti diketahui, pemecatan Terawan menyoal praktik ‘cuci otak’ yang dilakukan Terawan.
MKEK menganggap Terawan tidak mempunyai itikad baik setelah diberikan sanksi terkait metode cuci otak pada 2018 lalu.