Panic buying melanda warga kota Shanghai Tiongkok. Pasalnya, Pemerintah setempat memberlakukan lockdown akibat Covid-19.
Sejumlah warga Shanghai beramai-ramai membeli berbagai barang kebutuhan pokok di supermarket, dan di waktu bersamaan.
Dikutip dari BBC, Rabu (30/3) otoritas Shanghai menerapkan lockdown secara bergiliran, untuk wilayah timur dan barat.
Beberapa hari lalu, warga Shanghai di wilayah timur diminta untuk terus berada di dalam rumah. Sementara warga Shanghai wilayah barat akan terkena lockdown pada Jumat mendatang.
Lockdown bergiliran ini merupakan bagian dari upaya otoritas Shanghai membendung penyebaran Covid-19 varian Omicron.
Baca: Setengah Kota Shanghai Kini Ditutup
Shanghai telah mencatat sekitar 20 ribu infeksi Covid-19 sejak 1 Maret. Angkanya dalam empat pekan terakhir jauh lebih tinggi dibanding total dua tahun pandemi di Tiongkok.
Sebelumnya, Shanghai hanya memberlakukan lockdown parsial untuk beberapa permukiman warga atau bangunan. Namun karena penyebaran Omicron begitu masif, Shanghai terpaksa memberlakukan lockdown penuh di wilayah timur dan barat.
Dua wilayah lockdown di Shanghai dipisahkan oleh Sungai Huangpu. Warga Shanghai yang tinggal di Pudong sudah diminta tetap berada di dalam rumah sejak Senin. Sementara warga yang tinggal di Puxi akan memasuki lockdown pada Jumat mendatang.
Selama pemberlakuan lockdown, warga Shanghai wajib mengikuti program tes massal Covid-19.
Berbagai langkah terbaru ini dilakukan Shanghai di saat kebijakan nasional “nol covid” tidak lagi relevan di hadapan Omicron, varian Covid-19 yang jauh lebih menular dari varian lainnya.