Penghubung Umum Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI), Husain Abdullah membeberkan isi surat dibuat oleh Arief Rosyid yang diduga palsukan tanda tangan Ketum DMI Jusuf Kalla.
Tanda tangan palsu itu termuat dalam surat undangan terkait Festival Ramadhan yang rencana digelar pada Senin (4/4) di Masjid Istiqlal.
Arief Rosyid sebelumnya merupakan Ketua Departemen Ekonomi DMI. Sementara Jusuf Kalla (JK) ialah Ketua Umum DMI.
“Rapat Pengurus Pusat DMI telah memastikan jika tanda tangan dalam surat tersebut palsu atau surat tersebut palsu,” kata Husein Abdullah dilansir dari kumparan, Sabtu (2/4).
Surat yang dimaksud itu ditujukan kepada Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Menurut Husain Abdullah, Jusuf Kalla menjunjung sopan santun bila mengundang seseorang dalam sebuah acara.
“Biasanya ketika Pak JK hendak mengundang kolega pejabat, sopan santunnya sangat kental dan terjaga. Pak JK akan menghubungi langsung terlebih dahulu. Apakah ketemu atau setidaknya melalui telepon menyampaikan rencana sekaligus menanyakan kesiapan koleganya. Sesudah itu barulah disusul administrasi dan selalu dengan membubuhkan tanda tangan basah,” kata Husein.
Ia membenarkan peristiwa yang terjadi tekait surat undangan kepada Wapres Ma’ruf Amin adalah cacat secara prosedural.
“Apalagi mengundang selevel Wapres, tentunya harus mengikuti kaidah-kaidah protokoler,” ujarnya.
Meski DMI menyatakan ada pemalsuan tanda tangan, belum dipastikan Arief Rosyid akan dilaporkan ke polisi.
“Itu tergantung Pengurus DMI nantinya,” kata Husain yang juga anggota Departemen Hubungan Antar Lembaga dan Hubungan Luar Negeri DMI itu.
Saat ini, Arief sudah dicopot sebagai Ketua Departemen Pemberdayaan Ekonomi. Namun ia masih berada di DMI sebagai anggota biasa. Posisinya digantikan oleh Asmawi Syam.
Asmawi saat ini diketahui menjabat sebagai Komisaris Independen Bank Negara Indonesia (BNI) dan pernah menjabat sebagai Direktur Utama BRI, pada 2015-2017, Direktur Utama Jiwasraya pada 2018, serta Komisaris Utama BTN pada 2019.