Valentino Tandjung (15), siswa SMP Negeri 23 Surabaya, yang dilaporkan hilang sejak Jumat (4/3) ditemukan tewas tergantung di pohon lamtoro di wilayah Kelurahan Kalirungkut, Kecamatan Rungkut, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (20/4) sekitar pukul 15.00. Dia diduga kuat bunuh diri.
Siti Halimah Wakil Kepala SMP Negeri 23 Surabaya bidang Kesiswaan menceritakan, terkait kronologi hilangnya Valent.
Sejak pertama kali mendapat laporan dari orang tua Valent, pihak sekolah melakukan berbagai cara untuk menemukan remaja 16 tahun. Salah satunya yakni dengan memanggil ibu Valent untuk datang ke sekolah dan dimintai keterangan.
Sesuai dengan penuturan ibu Valent, Halimah mengungkapkan, pada Jumat (4/3) Valent meminta uang saku lebih untuk digunakan naik ojek online saat berangkat sekolah.
“Ibu Valent baru menghubungi kami pada Minggu (6/3). Kemudian keesokan harinya, Senin (7/4), pihak sekolah memanggil ibunda Valent untuk menceritakan beberapa kejadian sebelum hilangnya Valent. Valent juga tida mempunyai masalah sebelumnya,” kata Halimah dilansir dari kumparan, Senin (25/4).
Sejak mendapat informasi hilangnya Valent, Halimah dan pihak sekolah pun intens berkomunikasi dengan pihak keluarga dan mengunjungi rumah Valent untuk mendiskusikan upaya pencarian Valent.
Tak hanya itu, pihak sekolah juga berupaya menanyakan kabar ke Polsek Rungkut untuk update informasi.
“Pada minggu ke dua, kami berupaya mencari informasi ke Polsek Rungkut untuk menanyakan apakah sudah ada hasil. Namun keterangannya juga masih proses pencarian dan mengalami kesulitan karena handphone Valent mati,” tutur Halimah.
Tak kunjung mendapatkan titik terang, pihak sekolah pun terus mencari cara dengan pergi ke Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya untuk meminta bantuan.
Dari Dispendik, pihak sekolah sedikit menemukan petunjuk untuk mengunjungi Kampung Anak Negeri di daerah Wonorejo.
“Namanya juga orang usaha, kami langsung ngecek ke sana (Kampung Anak Negeri). Ternyata Valent tidak ada,” ujar Halimah.
Ketika ditanya lebih lanjut apakah ada dugaan bullying, mengingat kondisi Valent yang berkebutuhan khusus, halimah menegaskan jika hal itu tidak ada.
“Tidak ada peristiwa bullying yang dialami Valent di Sekolah, semua siswa di sini saling membantu dan Valent bukan tipikal anak yang merepotkan. Dia justru mandiri dan suka meng-eksplore. Teman-temannya juga sayang sama dia,” tambahnya.
Hingga akhirnya pada Rabu (20/4) Halimah dan pihak sekolah mendapat kabar mengejutkan, terkait keberadaan siswa yang duduk di bangku kelas 8 ini. Valent ditemukan meninggal dunia dalam keadaan tergantung di pohon yang berada di belakang mal di Jalan Kali Rungkut.
Setelah mendapat kabar dan memastikan bahwa itu benar Valent murid kami yang hilang kurang lebih sebulan itu, saya dan semua guru tentu syok. Semoga Valent tenang di sana dan mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya,” pungkasnya.