Tiga pelajar di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) tewas tenggelam di Sungai Sosa, Kamis (28/4). Mereka terserat arus sungai lantaran membantu salah satu dari temannya yang tenggelam.
Adapun ketiganya, yakni Al Faiz Wijaya (11), Siti Aisyah (13) dan Devri Arsa (11). Saat itu, pelajar belasan tahun tengah bermandi-mandi di sungai tersebut.
Kapolres Rokan Hulu, AKBP Eko Wimpiyanto Hardjito menceritakan kronologi kejadian yang menewaskan tiga orang pelajar tersebut. Korban semul berkumpul di rumah Defra, dekat Simpang 4 Kelurahan Tambusai Tengah.
“Saat rekan-rekannya sudah berkumpul 7 orang (Siti Aisyah, Devri, Al Faiz, Devra, Aqila, Aining, dan Imam) mereka kemudian joging ke arah SMP dan PAUD di dekat Lingkungan Banteng,” ungkap Eko Wimpiyanto.
Selanjutnya, ketujuh pelajar ini menuju Sungai Sosa untuk mandi-mandi bersama. Devri Arsa Al Faiz dan Siti Aisyah nekat berenang ke tengah sungai, sedangkan empat orang rekannya berada di Pinggiran Sungai.
“Saat berenang ke tengah, Devri Arsa terseret arus, Al Faiz dan Siti Aisyah mencoba menolong Devri namun keduanya ikut terseret arus dan tenggelam,” terang Eko melansir dari Riauaktual.
Satu temannya, Aqila mencoba menolong, namun karena kuatnya arus membuat ia ke pinggir sungai dan berteriak minta tolong kepada teman-temannya. Aqila kemudian meminta tolong kepada Yulia Wati yang kebetulan mencuci kain di Pinggir Sungai, karena takut ia berlari ke rumah warga dan meminta pertolongan. Jarak rumah warga dari Sungai Sosa yakni 150 meter.
“Zulfikar mendengar teriakan Yulia Wati minta tolong berlari ke Sungai Sosa dan mencari tiga pelajar tersebut. Saat menyelam, ditemukan Devri Arsa yang tidak sadarkan diri.” kata mantan Kapolres Meranti.
“Tak lama berselang, Zulfikar juga menemukan Al Faiz dan Siti Aisyah yang jaraknya hanya beberapa meter,” lanjut AKBP Eko.
Ketiganya tidak sadarkan diri, sehingga Zulfikar dan warga lainnya membawa Al Faiz, Devri Arsa dan Siti Aisyah ke klinik terdekat.
“Petugas medis mencoba mengeluarkan air yang ada dalam tubuh korban, namun sayang nyawa mereka tak tertolong hingga meninggal dunia,” tutup Kapolres Eko.
Pihak keluarga tak bisa membendung air matanya saat mengetahui anaknya yang masih berusia belasan tahun meninggal dunia. Akhirnya pihak keluarga membawa korban ke rumah kediaman masing-masing. Keluarga korban juga menolak untuk dilakukan otopsi terhadap korban dan menerima kejadian tersebut dengan ikhlas dan lapang dada sebagai musibah.