Sekitar sembilan warga sipil Ukraina dilaporkan tewas karena penyerangan Rusia di Ukraina timur, Minggu (1/5).
Dalam sebuah postingan di Telegram, Gubernur Donetsk Pavlo Kyrylenko mengatakan, setidaknya tiga warga sipil tewas dalam pemboman udara di kota Avdiivka, sedangkan tiga lagi tewas akibat penembakan di kota Vuhledar.
“Tiga orang tewas dalam penembakan di kota Lyman,” kata Kyrylenko dilansir dari Aljazeera, Selasa (3/5).
Sebagaimana diketahui, Rusia menghentikan serangan di ibu kota Kiev pada akhir Maret lalu. Kini, Rusia menargetkan serangannya di wilayah Ukraina Timur, yang difokuskan di wilayah Donetsk dan Luhansk, yang secara kolektif dikenal sebagai Donbas.
Adapun kedua wilayah tersebut dipegang oleh separatis yang didukung Rusia sebelum mereka menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022.
Berdasarkan data dari kantor Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-bangsa untuk Hak Asasi Manusia atau Office of the United Nations High Commissioner for Human Rights (OHCHR), hingga 1 Mei 2022 waktu setempat, sebanyak 6.469 warga sipil menjadi korban invasi Rusia ke Ukraina.
Dari 6.469 warga sipil yang menjadi korban, 3.153 di antaranya tewas dan 3.316 terluka.
OHCHR dalam laman resminya mengatakan, sebagian besar korban sipil yang tercatat disebabkan oleh penggunaan senjata peledak, termasuk penembakan dari artileri berat dan sistem peluncuran roket ganda, serta serangan rudal dan udara.
“Kami percaya bahwa angkanya sebenarnya jauh lebih tinggi karena informasi yang diterima tertunda lantaran terjadi pertempuran sengit di beberapa wilayah dan banyak laporan masih menunggu konfirmasi. Ini menyangkut, misalnya, Mariupol (wilayah Donetsk), Izium (wilayah Kharkiv), dan Popasna (wilayah Luhansk), di mana ada dugaan banyak korban sipil,” tulis OHCHR dikutip Selasa (3/5).