Ukraina dan Rusia kali ini kembali saling koar-koar keberhasilannya terkait serangan di Pulau Zmiinyi atau yang dikenal sebagai Pulau Ular, di Laut Hitam. Kedua belah pihak saling mengklaim melakukan serangan kepada lawan.
Dilansir kantor berita AFP, koar-koar soal serangan di Pulau Ular mulai dimunculkan oleh Kementerian Pertahanan Ukraina pada Sabtu (7/5) lalu. Dalam pernyataannya, Kemenhan Ukraina mengatakan sebuah drone bersenjata telah menghancurkan sebuah kapal pendarat kelas Serna dan sebuah sistem pertahanan rudal di pulau kecil yang kini berada di bawah kendali Rusia.
Kemenhan Ukraina juga merilis rekaman di media sosial berwarna hitam putih yang menunjukkan apa yang tampak seperti ledakan di atas pesawat ringan dengan puing-puing yang jatuh. Citra satelit pada Minggu pagi menunjukkan asap membumbung dari pulau tersebut.
“Parade tradisional armada Laut Hitam Rusia pada 9 Mei tahun ini akan diadakan di dekat Pulau Ular – di dasar laut,” tambah Kemenhan Ukraina.
Militer mengatakan dalam pernyataan terpisah di media sosial bahwa serangan drone Bayraktar juga telah menghancurkan sistem anti-pesawat Tor-M2 yang dikirim ke pulau itu.
Di hari berikutnya (8/5) juru bicara administrasi wilayah Odesa Ukraina, Serhiy Bratchuk juga buka suara soal serangan di Pulau Ular. Bratchuck mengklaim pihaknya berhasil mencegat dan meghancurkan sebuah helikopter Rusia di pulau Ular pada Sabtu (7/5) malam waktu setempat.
Bratchuck juga mengatakan kapal pendarat dengan kapasitas sekitar 80-100 personel milik Rusia telah ditenggelamkan, termasuk dua kapal patroli Raptor. Dilaporkan, menurut informasi awal, sekitar 40 tentara Rusia telah tewas.
Dilansir CNN, merespon klaim Ukraina, Rusia tak tinggal diam. Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov memberikan balasan bahwa pihaknya berhasil menguasai pertempuran yang terjadi di Pulau Ular.
Konashenkov mengatakan bahwa pada Sabtu (7/5) malam waktu setempat, dua pesawat pembom Su-24 Ukraina dan satu helikopter Mi-24 Angkatan Udara Ukraina berhasil dihancurkan oleh sistem pertahanan udara Rusia yang menguasai pulau Ular.
Tak hanya di Pulau Ular, baik Rusia maupun Ukraina juga memberikan tanggapan berbeda terkait serangan di dekat pelabuhan Odesa.
Rusia mengatakan mereka telah menjatuhkan drone tempur Bayraktar-TB2 di dekat Odesa. Sementara militer Ukraina mengatakan telah mencegat dua rudal jelajah yang diluncurkan oleh pesawat Rusia.
Bratchuk mengatakan bahwa 10 rudal jelajah Rusia telah ditembakkan ke wilayah Odesa pada hari Sabtu lalu. Landasan pacu di bandara utama juga kembali dihantam. Sebuah distrik perumahan juga terkena.
Diketahui pulau Zmiinyi, atau yang dalam bahasa setempat disebut Pulau Ular itu berada di Laut Hitam. Pulau Ular berukuran kurang lebih 16 hektare yang berada 300 km barat dari Krimea.
Pulau Ular sempat jadi sorotan setelah Ukraina dan Rusia masing-masing punya klaim berbeda terkait kondisi 13 tentara penjaga di sana pada awal invasi. Ukraina menyebut para tentaranya yang gugur disana sebagai pahlawan dan memberikan penghargaan setelah menolak perintah Rusia untuk menyerahkan diri.