Pada 2018, Jacqueline Claire Ades (33) mengirim 65.000 pesan teks kepada seorang pria yang dia kencani setahun sebelumnya.
Saat ditanya apakah tindakannya itu berlebihan, Ades menjawab; “Cinta memanglah hal yang berlebihan.”
Ades mengenal pria itu di Luxy, sebuah situs kencan. Keduanya bertemu pada Januari 2017, dan dari sanalah pelecehan dimulai.
Pria itu melaporkan bahwa Ades melecehkannya melalui pesan teks. Ades mengirimi pria itu banyak pesan selama 17 bulan, terkadang hingga 500 SMS dalam satu hari.
“Jangan pernah mencoba meninggalkanku… Aku akan membunuhmu… Aku tidak ingin menjadi pembunuh!” tulis Ades dalam sebuah pesan.
Pria itu memblokir Ades di aplikasi kencan, yang merupakan kesalahan besar. Dalam menganggapi hal tersebut, Ades nekat pindah dari Florida ke Arizona, agar bisa lebih dekat dengan pria tersebut.
“Saya mengatakan kepadanya bahwa jika dia memblokir saya di aplikasi ini, saya akan pindah ke sini. Dan dia memblokir saya, jadi saya datang ke sini,” kata wanita itu kepada wartawan.
Ades kemudian ditangkap dengan tuduhan mengancam, menguntit, dan melecehkan.
Pada 2019, profesional kesehatan mental diizinkan untuk mengevaluasi kompetensi mental Ades.
Ades ditemukan tidak kompeten secara mental, sehingga tuduhannya dibatalkan. Pengacaranya yang ditunjuk pengadilan mengatakan dalam sebuah pernyataan, “Saya merasa keadilan ditegakkan. Jelas, dia sakit jiwa, dan saya berharap dia bisa mendapatkan perawatan yang diperlukan.”