News24xx.com – Korban tewas gempa berkekuatan 6,1 skala Magnitudo di Afghanistan mencapai 950 orang. Pejabat Taliban mengatakan korban akan terus bertambah.
“Jumlah korban akan terus bertambah. Orang-orang tengah menggali kubur usai menguburkan [orang],” ujar kepala Departemen Informasi dan Budaya di Paktika versi Taliban, Mohammad Amin Huzaifa seperti dikutip AFP pada Rabu (22/6).
Sebelumnya, pemimpin tertinggi Taliban, Haibatullah Akhunzada, mengatakan korban tewas imbas bencana itu akan terus bertambah. Sejauh ini tim SAR masih mencari orang yang hilang atau tertimpa bangunan. Gempa berkekuatan 6,1 skala Magnitudo mengguncang wilayah di timur Afganistan pada Rabu (22/6/2022) waktu setempat.
Selain korban jiwa, guncangan juga menyebabkan sejumlah bangunan roboh. Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) melaporkan gempa bumi berada sekitar 44 kilometer dari Khorst, kota dekat perbatasan Pakistan, dan memiliki kedalaman 51 kilometer.
Gempa bumi bukan pertama kali terjadi di Afghanistan. Pada Januari lalu, puluhan orang tewas dan terluka usai dua gempa melanda provinsi barat Badgis.
Melansir ABC News saksi mata mengatakan kepada ABC bahwa gempa terjadi pada larut malam ketika orang-orang tertidur di negara yang dilanda perang itu.
Ruh Ullah, seorang penjahit yang berbasis di Kabul dari provinsi Paktika, mengatakan dia trauma dengan gempa tersebut.
“Sejak mendengar gempa, saya menangis karena koneksi ponsel tidak berfungsi dengan baik dan tidak ada yang memberi tahu saya apakah anggota keluarga besar saya masih hidup atau tidak,” katanya.
Distrik Barmal asalnya adalah salah satu daerah yang paling parah dilanda Afghanistan tenggara.
Firdaus Khan, seorang penduduk Sharana, ibukota provinsi provinsi Paktika, mengatakan kepada ABC bahwa satu-satunya rumah sakit umum di provinsi berpenduduk hampir satu juta jiwa itu, telah kewalahan oleh korban gempa.
“Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak karena mereka tertidur oleh bencana, ada kekurangan sumber daya, dokter dan semua hal lain yang dibutuhkan”, katanya.