News24xx.com – Dunia menghadapi risiko nyata berbagai kelaparan akut pada tahun ini. Sementara tahun 2023 bisa lebih buruk lagi. Pernyataan ini datang dari Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
“Perang di Ukraina telah menambah masalah yang telah muncul selama bertahun-tahun. Gangguan iklim, pandemi COVID-19, dan pemulihan ekonomi yang sangat tidak merata,” ucapnya dalam konferensi internasional tentang ketahanan pangan global di Berlin pada Jumat (24/6) melalui pesan video.
Dia menyebutkan kenaikan harga bahan bakar dan pupuk secara dramatis telah menimbulkan dampak pada petani di seluruh dunia.
“Semua panen akan terdampak termasuk beras dan jagung yang mempengaruhi miliaran orang di seluruh Asia, Afrika, dan Amerika. Masalah akses pangan tahun ini bisa menjadi kekurangan pangan global tahun depan, ” lanjutnya.
Tidak ada negara yang kebal dari dampak sosial dan ekonomi. Invasi Rusia ke Ukraina 24 Februari lalu ke Ukraina telah mengganggu ketersediaan pangan dan rantai pasokan.
PBB mengatakan lebih dari 36 negara mendapatkan setengah atau lebih pasokan gandum mereka dari wilayah Laut Hitam. Militer Rusia telah memblokir kota pelabuhan Odesa di bagian selatan negara itu sehingga mengakibatkan hambatan ekspor lebih dari 20 juta ton gandum Ukraina.
Kremlin juga menahan sebagian produksi gandum dan pupuknya sendiri dari pasar global dengan mengklaim sanksi Barat telah menghalangi ekspor mereka.
“Tidak ada yang mencegah makanan dan pupuk meninggalkan Rusia,” ujar Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken tentang sanksi tersebut. “Hanya ada satu negara yang menghalangi makanan dan pupuk meninggalkan Ukraina yaitu Rusia.”
Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi mengatakan statistik Rusia menunjukkan ekspor gandumnya telah berlipat ganda pada Mei lalu dibanding tahun lalu.
“Meskipun demikian Rusia menyebarluaskan disinformasi sebaliknya,” pungkasnya.