Ditreskrimsus Polda Riau menangkap Rezky Purwanto (33) oknum pegawai Bank Riau Kepri (BRK) atas kasus dugaan pencurian uang nasabah dengan total Rp5 miliar. Jumlah nasabah yang awalnya dirilis 71, kini bertambah menjadi 101 korban. Para korban akan diperiksa untuk menjadi saksi.
Kabid Humas Polda Riau, Kombes Sunarto menjelaskan uang pembobolan hasil nasabah Bank Riau Kepri digunakan pelaku untuk judi online. Bahkan, polisi tidak menemukan uang barang bukti dari pelaku karena sudah habis.
“Update terbaru korban pembobolan nasabah BRK mencapai 101 korban. Uang hasil pembobolan tersebut digunakan pelaku RP untuk bermain judi online,”kata Sunarto, Selasa (28/6) kemarin.
Dari hasil pemeriksaan lebih lanjut, pelaku Rezky sudah melakoni perbuatannya dari tahun 2020 dan baru ketahuan 2022.
“Pelaku RP ini dia pegawai tetap di BRK. Dia sudah melakukan perbuatannya dari tahun 2020,” ucapnya.
Kasubdit II Tipibank Ditreskrimsus Polda Riau Kompol Tedy Ardian menyebutkan, saat ini polisi masih melakukan pendalaman lebih lanjut terkait keterlibatan pelaku lainnya. Polisi juga akan memanggil para nasabah untuk menjadi saksi.
“Tentunya para nasabah yang menjadi korban akan kita periksa. Selain itu, kita masih mendalami uang itu kemana saja, pengakuan tersangka saat ini untuk judi online, tapi kita tidak percaya begitu saja. Semua aset-asetnya juga kita selidiki,” kata Tedy melansir dari merdeka.com.
Kasus itu berawal dari laporan yang ditangani Subdit II Reskrimsus Polda Riau No: LP/B/290/VI/2022/SPKT/RIAU tanggal 24 Juni 2022. Dalam laporan itu diduga terjadi transaksi penarikan dana di rekening tabungan tanpa seizin nasabah.
“Kita menerima laporan adanya pegawai Bank Riau Kepri menggandakan kartu ATM. Itu terjadi tahun 2020-2022 di Bank Riau Kepri cabang Pekanbaru,” jelas perwira menengah jebolan Akpol 2009 itu.
Setelah diselidiki polisi, pencurian uang nasabah diduga kuat dilakukan admin bank bernama Rezky Purwanto.
Tedy dan anggotanya menemukan dugaan adanya transaksi penarikan dari rekening nasabah kartu ATM yang dibuat tidak sebagaimana peruntukan atau digandakan.
Hal itu dilakukan tanpa seizin atau tanpa sepengetahuan dari 71 orang nasabah di Bank Riau Kepri. Rezky ditangkap pada Sabtu (25/6) kemarin.
“Dari hasil audit tim Investigasi Anti Fraud Bank Riau Kepri, pada 22 Juni 2022 didapat kerugian. Jadi jumlah kerugian terhadap 71 orang nasabah PT Bank Riau Kepri itu total sebesar Rp5.027.191.603,” katanya.
Atas perbuatannya, tersangka dijerat dengan Pasal 49 ayat (1) huruf a jo ayat (2) huruf b Undang-Undang (UU) Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998, tentang Perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Ancaman pidananya minimal tiga tahun penjara dan maksimal 15 tahun penjara, serta denda minimal Rp5 miliar dan maksimal Rp200 miliar.
Aksi pembobolan uang nasabah oleh pegawai Bank BRK, bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya, juga terjadi di Bank BRK Cabang Rokan Hulu pada tahun 2021 lalu. Saat itu, ditetapkan dua tersangka dan salah satu di antara seorang perempuan berinisial NH (37) selaku teller bank. Lalu, AS (42) mantan Head Teller atau Pemimpin Seksi Pelayanan.
Modus yang dilakukan para tersangka yakni NH selaku teller menuliskan dan menirukan tanda tangan nasabah dalam Form Slip Penarikan. Sehingga dapat melakukan penarikan uang tunai dari rekening nasabah. Sedangkan, tersangka AS selaku Head Teller memberikan user id berikut password. Agar tersangka NH dapat melakukan transaksi penarikan dari rekening nasabah. Perbuatan tersangka merugikan nasabah sekitar Rp1,4 miliar.