Seorang guru Sekolah Dasar (SD) di Banyuwangi bertindak bejat dengan memacari siswinya. Tak hanya memacari, guru berinisial WTN (31) itu juga kerap mengajak korban melakukan hubungan suami istri.
Informasi yang dihimpun, oknum guru tersebut berpacaran dengan korban sudah cukup lama, yakni sejak korban masih SD dan kini SMP. Selama kurun waktu itu pula oknum guru kerap mengajak korban berhubungan layaknya suami istri.
Kapolsek Genteng Kompol Sudarmaji mengungkapkan, kasus pemerkosaan ini terbongkar setelah orang tua AF curiga dengan perilaku anaknya. AF disebut enggan membuka handphonenya saat akan dicek kedua orang tuanya.
“Saat hp itu ditinggal di rumah untuk di-charger, orang tua korban mencoba membukanya. Orang tua begitu terkejut lantaran melihat isi chat anaknya dengan WTN yang kerap janjian untuk bertemu,” ucap Sudarmaji melansir dari iNews. Kamis (14/7/2022
Setelah sang anak tiba orang tua lantas menginterogasinya. Terungkap bila hubungan terlarang antara guru dan murid itu sudah berlangsung sejak 2020. Siswa tersebut mengaku telah berulangkali melakukan hubungan badan dengan WTN. Persetubuhan itu dilakukan atas dasar suka sama suka.
“Korban AF memang pacaran dengan WTN, dan sudah sering melakukan hubungan suami istri semenjak tahun 2020 waktu SD. WTN dulunya adalah guru SD dari AF. Saat ini korban sudah melanjutkan sekolah di salah satu SMP di Kecamatan Genteng,”paparnya.
Dalam pengakuannya AF mengatakan telah berpacaran dengan WTN sejak masih SD, dan telah beberapa kali melakukan hubungan intim. “Terakhir berhubungan layaknya suami istri dilakukan di rumah WTN pada Juni 2022,” ucap dia.
Orang tua korban yang tak terima, langsung melaporkan WTN ke Mapolsek Genteng. Polisi langsung menindaklanjuti laporan tersebut dan berhasil mengamankan pelaku. WTN kini telah ditetapkan tersangka oleh kepolisian setempat. Polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti.
“Tersangka dikenakan Pasal 81 ayat (2) atau ayat (3) UU Nomor 17 Tahun 2016, tentang Penetapan PERPU no 1 tahun 2016 perubahan kedua atas UU no 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak,” katanya.